Joe Biden: Korban COVID-19 Lebih Banyak dari 100 Tahun Orang Meninggal

Capres AS Joe Biden menyebut korban COVID-19 lebih banyak dari kematian selama 100 tahun.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Sep 2020, 15:29 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 15:29 WIB
Capres AS dari Partai Demokrat: Joe Biden.
Capres AS dari Partai Demokrat: Joe Biden. Dok: joebiden.com

Liputan6.com, Pittsburgh - Capres Amerika Serikat Joe Biden berkata korban COVID-19 di negaranya lebih banyak dari kematian selama satu abad terakhir. Ucapan itu muncul saat Biden mengkritik Presiden Donald Trump dalam pidatonya. 

Tidak jelas apakah Joe Biden sedang salah bicara atau salah membaca teks pidatonya.

"COVID sejak merebak tahun ini telah merenggut lebih dari 100 tahun ... kehidupan ... pikirkanlah, lebih banyak nyawa tahun ini ketimbang 100 tahun terakhir. Lebih dari 180 ribu nyawa dalam enam bulan," ujar Joe Biden dalam pidato di Pittsburgh seperti dikutip Selasa (1/9/2020). 

Ucapan Joe Biden itu langsung disebar oleh kubu Trump, termasuk oleh Presiden Donald Trump dan dua anaknya di Twitter. Eric Biden berkata blunder di pidato tersebut menjelaskan mengapa tim kampanye Biden ogah menampikan Joe Biden ke depan umum. 

Joe Biden masih melanjutkan pidatonya dengan berkata Amerika Serikat tidak aman di pemerintahan Donald Trump. Biden menyebut rata-rata ada seribu orang meninggal tiap harinya akibat COVID-19 pada Agustus lalu. 

Selain itu, Joe Biden berkata ada lebih banyak polisi yang meninggal akibat COVID-19 ketimbang saat bertugas. 

"Kita sekarang menuju 200 ribu orang meninggal akibat COVID. Lebih dari 100 ribu lansia kehilangan nyawa akibat virus ini. Lebih banyak polisi yang meninggal akibat COVID tahun ini ketimbang meninggal akibat patroli," kata Joe Biden.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 6 juta kasus COVID-19. Sebanyak 183 ribu meninggal dan 2,1 juta pasien sembuh di AS.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ketua DPR AS Meminta Joe Biden Tak Ikut Debat Capres

Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi meminta agar capres Joe Biden menolak berdebat dengan Donald Trump di pilpres 2020. Nancy berkata Donald Trump tak bisa berpegang pada fakta. 

"Saya pikir seharusnya tidak ada debat," ujar Nancy Pelosi dalam konferensi pers mingguan di Capitol Hill pada Kamis 27 Agustus 2020 waktu setempat.  

Nancy Pelosi berkata Presiden Donald Trump tidak berpegang pada "kebenaran, bukti, data, dan fakta."

Pelosi dan Biden sama-sama anggota Partai Demokrat.

Sebelumnya, ahli strategi Partai Demokrat juga sempat menyarankan agar Joe Biden tidak mendebat Donald Trump. Gagasan itu menuai kontroversi, namun istri Joe Biden, yakni Jill Biden, menegaskan suaminya tetap ikut debat. 

Penasihat kampanye Donald Trump, Tim Murtaugh, mengirimkan pernyataan ke media bahwa Joe Biden tidak mau berdebat karena tak bisa membela kebijakan-kebijakan radikal kiri yang ia adopsi.

Selama ini kubu Donald Trump selalu menyerang kapasitas intelektual Joe Biden. Beberapa kali tim kampanye Donald Trump menampilkan video Joe Biden sedang melantur ketika berbicara. 

Joe Biden yang berusia 77 tahun menolak untuk mengikuti tes kognitif. Jika Joe Biden menang pilpres AS, maka ia akan menjadi presiden tertua AS dalam sejarah.

Debat capres AS akan dimulai pada 29 September mendatang di Cleveland, Ohio. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya