AS Cari 30 Ribu Orang untuk Tes Vaksin COVID-19 Bikinan Universitas Oxford

AS melakukan uji Fase 3 untuk vaksin Virus Corona COVID-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Sep 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 11:30 WIB
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Liputan6.com, Washington, D.C. - Amerika Serikat mencari 30 ribu orang dewasa untuk menjadi sukarelawan dalam uji Fase 3 vaksin Virus Corona (COVID-19) dari Inggris. Vaksin itu dikembangkan oleh Universitas OXford dan AstraZeneca.

Lokasi uji coba vaksin dilakukan di 80 tempat berbeda. Uji coba ini mendapat dukunganNational Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA).

NIAID merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional AS, sementara BARDA adalah bagian dari Kementerian Kesehatan dan Layanan Masyarakat. Perusahaan AstraZeneca terlibat sebagai regulatory sponsor.

"Vaksin-vaksin yang aman dan efektif akan penting untuk memenuhi kebutuhan global dalam perlindungan luas melawan COVID-19," ujar direktur NIAID Anthony Fauci seperti dilansir situs National Institutes of Health, Selasa (1/9/2020).

Anthony Fauci berkata kandidat vaksin COVID-19 ini memperoleh hasil menjanjikan pada penelitian tahap awal.

Uji Fase 3 ini merupakan bagian dari Operation Warp Speed di AS. Program itu adalah kolaborasi multi-lembaga untuk mendorong pengembangan, manufaktur, dan distribusi obat melawan COVID-19.

Vaksin dari Universitas Oxford dan AstraZeneca merupakan satu dari sekian vaksin yang dicoba AS. Pemerintah berkata penelitian beragam vaksin diperlukan agar tahu mana yang paling efektif melawan COVID-19.

"Kami turut memahami bahwa mencegah penyakit ini membutuhkan beragam vaksin dan kam berinvestasi ke vaksin-vaksin yang kami percaya memiliki potensi sukses terbesar," ujar direktur Institut Kesehatan Nasional Francis S. Collins.

Vaksin dari Inggris ini bernama AZD1222. Peneliti menggunakan adenovirus non-replikatif dari simpanse. Selain Inggris dan AS, negara-negara lain yang mencoba vaksin ini termasuk Brasil dan Afrika Selatan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pakar dari Universitas Ikut Terlibat

FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Profesor Ann R. Falsey dari University of Rochester School of Medicine in New York dan Magdalena E. Sobieszczyk dari Columbia University akan menjadi koordinator investigator dalam uji coba ini.

Sukarelawan yang dicari berusia 18 tahun ke atas. Mereka akan secara acak dibagi menjadi kelompok yang mendapat vaksin dan kelompok placebo.

20 ribu orang akan disuntik vaksin AZD1222 dan 10 ribu sisanya akan mendapatkan placebo.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui apakan AZD122 bisa mencegah gejala COVID-19 setelah dua dosis. Peneliti juga akan melihat apakah kandidat vaksin ini bisa mencegah infeksi meski tak ada gejala dan mencegah kasus COVID-19 yang parah.

Para partisipan akan dipantau selama dua tahun ke depan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya