India Nyaris 100 Ribu Kasus COVID-19 dalam 24 Jam, Pihak Berwenang Imbau Tes Ulang

Per Jumat 11 September 2020, India melaporkan 96.551 kasus Virus Corona COVID-19 dalam sehari.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Sep 2020, 15:16 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2020, 15:15 WIB
Kereta India Menjadi Rumah Sakit Sementara Covid-19
Petugas memeriksa gerbong kereta api yang disiapkan untuk menjadi pusat perawatan pasien Covid-19, saat Ibu Kota India berjuang menahan lonjakan kasus virus corona, di New Delhi, Rabu (1/7/2020). New Delhi menjadi kota dengan penularan paling parah di India, diikuti Mumbai. (AP Photo/Manish Swarup)

Liputan6.com, New Delhi- India melaporkan hampir 100.000 kasus Virus Corona COVID-19 dalam 24 jam.

Menanggapi kelonjakan infeksi itu, pihak berwenang di negara tersebut memerintahkan pengujian ulang terhadap banyak penduduk secara luas yang hasil tes COVID-19 pertamanya berasal dari metode pengujian yang dinilai kurang dapat diandalkan. 

Dikutip dari Associated Press, Jumat (11/9/2020), infeksi Virus Corona COVID-19 di India telah naik sebanyak 96.551 kasus dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kasus secara nasional menjadi 4,56 juta, menurut kementerian kesehatan negara tersebut.

Tak hanya itu, jumlah orang yang meninggal dunia karena COVID-19 juga mencapai 1.209, menjadikan total kematian di India menjadi 76.271.

Saksikan Video Berikut Ini:

Pengujian Ulang Bagi Orang dengan Gejala COVID-19

Orang India yang menunggu di stasiun kereta api memakai masker pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi Virus Corona.
Orang India yang menunggu di stasiun kereta api memakai masker pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi Virus Corona. (Rajanish Kakade / AP Photo]

Kementerian Kesehatan India juga menerangkan bahwa tes antigen cepat yang berujung negatif harus dilakukan kembali melalui metode RT-PCR yang lebih bisa diandal, yang merupakan standar emas bagi tes Virus Corona COVID-19 untuk menemukan kode genetik virus.

Perintah pengujian ulang COVID-19 itu diberikan kepada mereka yang mendapatkan hasil negatif tetapi kemudian mengalami demam, batuk atau sesak napas, atau mengembangkan gejala dalam tiga hari setelah dites negatif.

Perintah tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa orang-orang yang terinfeksi COVID-19 tidak terdeteksi dan untuk membantu memeriksa penyebaran penyakit di antara kontak di sekitar mereka.

Dengan menggunakan antigen cepat, atau protein virus, memungkinkan India untuk secara dramatis meningkatkan kapasitas pengujiannya menjadi lebih dari 1,1 juta dalam sehari. 

Tetapi, tes yang lebih cepat dan lebih murah Ddiketahui kurang dapat diandalkan dan kerap membuat pengujian ulang direkomendasikan.

Di hari sebelumnya, yaitu pada 10 September, India telah mencatat sebanyak 95.735 infeksi baru COVID-19 yang terdeteksi dalam 24 jam terakhir, dengan 1.172 orang meninggal dunia dalam sehari, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Infografis Waspada Mutasi Virus Corona D614G dan Q677H

Infografis Waspada Mutasi Virus Corona D614G dan Q677H. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Mutasi Virus Corona D614G dan Q677H. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya