AS Usir 8.800 Anak Imigran Sejak Maret 2020 Demi Cegah Penyebaran COVID-19

Pemerintahan AS mengusir sekitar 8.800 anak-anak migran tanpa pendamping yang dicegat di perbatasan AS-Meksiko sejak 20 Maret di bawah aturan yang berusaha membatasi penyebaran COVID-19

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2020, 22:13 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2020, 09:03 WIB
Ribuan Imigran Amerika Tengah Tujuan AS Banjiri Jalanan Meksiko
Anak-anak Rombongan imigran Amerika Tengah tujuan Amerika Serikat menunggu tumpangan di sisi jalan saat melangsungkan perjalanan dekat Tapanatepec, Meksiko, Senin (29/10). (AP Photo/Rodrigo Abd)

Liputan6.com, D.C - Pemerintahan Presiden Donald Trump mengusir sekitar 8.800 anak-anak migran tanpa pendamping yang dicegat di perbatasan AS-Meksiko sejak 20 Maret di bawah aturan yang berusaha membatasi penyebaran COVID-19 di Amerika Serikat (AS), menurut dokumen pengadilan yang diajukan Jumat oleh Departemen Kehakiman.

Pemerintah telah menolak untuk mengungkapkan jumlahnya sejak Juni, ketika dikatakan sekitar 2.000 anak telah diusir. Pengacara imigrasi berpendapat bahwa lebih banyak lagi yang mungkin tunduk pada aturan, tetapi ruang lingkup pengusiran tidak jelas hingga Jumat 11 September 2020.

Pemerintah menerapkan aturan perbatasan baru pada 21 Maret yang membatalkan praktik puluhan tahun berdasarkan undang-undang yang dimaksudkan untuk melindungi anak-anak dari perdagangan manusia dan menawarkan mereka kesempatan untuk mencari suaka di pengadilan imigrasi AS. Pemerintah mengatakan aturan darurat dirancang untuk mencegah COVID-19 di dalam fasilitas penahanan migran dan di antara populasi AS yang lebih luas.

Sejak itu, pejabat AS dengan cepat mengeluarkan migran, termasuk anak di bawah umur tanpa pendamping, tanpa proses imigrasi standar, Reuters mewartakan, seperti dikutip dari Antara, Minggu (12/9/2020).

Trump, yang akan dipilih kembali pada 3 November, telah mengambil tindakan tegas terhadap imigrasi legal dan ilegal sebagai presiden.

Para pendukung imigrasi berpendapat bahwa peraturan baru tersebut menempatkan para migran, terutama anak-anak, dalam risiko besar. Pemerintah federal telah menahan mereka selama berhari-hari atau terkadang berminggu-minggu di hotel dengan kontraktor tanpa izin untuk menjaga mereka. Pengacara mengatakan informasi pribadi anak-anak tidak dicatat dalam sistem komputer, membuat mereka hampir tidak mungkin dilacak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Mengusir 159 Ribu Migran Secara Keseluruhan

Perjalanan Imigran Honduras
Seorang imigran Honduras mendorong kereta bayi dengan dua anaknya dalam perjalanannya menuju AS di Oaxaca, Meksiko, 29 Oktober 2018. Kereta dorong bayi tak hanya untuk balita mereka, tetapi juga dapat digunakan membawa barang-barang. (Guillermo Arias/AFP)

Pada bulan Juni, kepala Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (ICE) Mark Morgan mengatakan bahwa sekitar 2.000 anak tanpa pendamping telah dikeluarkan atas perintah tersebut.

American Civil Liberties Union menggugat pemerintah atas perintah tersebut pada bulan Juni, dan badan tersebut telah menolak untuk memperbarui nomor sejak saat itu, dengan alasan litigasi yang tertunda.

Pemerintah mengeluarkan angka-angka dalam pengajuan Departemen Kehakiman ke Pengadilan Banding AS yang berbasis di San Francisco yang keberatan dengan perintah 4 September yang melarang menahan anak-anak di hotel sebelum mengusir mereka.

Selain mengusir sekitar 8.800 anak, pemerintah mengatakan telah mengusir 159.000 migran secara keseluruhan, dan 7.600 unit keluarga.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya