Liputan6.com, Islamabad- Militer Pakistan mengatakan pada Minggu (27/9) bahwa pasukan India melepaskan tembakan ke perbatasan di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Selain itu, militer Pakistan juga mengatakan bahwa satu tentara tewas akibat tembakan itu.
Dalam sebuah pernyataan, dikatakan bahwa tentara Pakistan menanggapi dengan menargetkan pos-pos militer India di mana tembakan itu berasal, dan menyebabkan "kerusakan besar" di area mereka, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (27/9/2020).
Advertisement
Namun, pihak dari Pakistan tidak memberikan perincian lebih lanjut terkait langkah tersebut.
Di sisi lain, tentara India menerangkan bahwa pasukannya "dengan tepat" menanggapi tembakan Pakistan di sepanjang Garis Kontrol di distrik Rajouri selatan pada 26 September 2020, tetapi melaporkan bahwa tidak adanya kerusakan atau korban.
India dan Pakistan diketahui kerap saling menuduh terkait serangan tanpa alasan di sepanjang perbatasan Kashmir yang tegang sejak pelanggaran perjanjian gencatan senjata tahun 2003.
Untuk tahun 2020 ini, Pakistan mengklaim bahwa India telah melanggar gencatan senjata sebanyak lebih dari 2.000 kali.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sekilas Mengenai Ketegangan di Wilayah Kashmir
Kashmir terpecah antara kedua negara yang sama-sama mengklaim wilayah tersebut secara keseluruhan.
Sejak kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada tahun 1947, kedua negara telah berperang dua kali dalam memperebutkan wilayah Kashmir.
Pada Februari 2019, ketegangan juga sempat meningkat ketika bom bunuh diri menewaskan 40 tentara India di bagian Kashmir yang dikuasai negara mereka.
Kemudian, India membalas dengan serangan udara di wilayah Pakistan.
Pakistan juga dilaporkan menembak jatuh salah satu pesawat tempur di Kashmir dan menangkap seorang pilot yang kemudian segera dibebaskan.
India menyebutkan bahwa serangan itu menargetkan militan yang bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri, yang berbasis di Pakistan.
Sejak Agustus 2019, hubungan kedua negara pun kian tegang ketika India mencabut status semi-otonom wilayah mayoritas Muslim yang telah berusia puluhan tahun tersebut, dan memicu kemarahan di kedua sisi perbatasan.
Sejak saat itu, pasukan dari kedua negara sering kali mengeluarkan tembakan, menyebabkan puluhan warga sipil dan tentara tewas.
Advertisement