Diplomasi Ekonomi Indonesia Sasar Pasar Australia, Kemlu Gelar Temu Bisnis Virtual

Diplomasi ekonomi Indonesia kini tengah menggarap pasar Australia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Okt 2020, 13:34 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 13:34 WIB
Temu bisnis virtual antara pengusaha Indonesia dan Australia untuk memperluas diplomasi ekonomi.
Temu bisnis virtual antara pengusaha Indonesia dan Australia untuk memperluas diplomasi ekonomi. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Tingkatkan perdagangan Indonesia ke Australia, Kemlu selenggarakan Temu Bisnis Virtual yang melibatkan 40 pengusaha dari Indonesia dan Australia dari sembilan sektor prioritas. Temu Bisnis Virtual ini langsung mencatatkan hasil nyata berupa terjalinnya penjajakan relasi bisnis bilateral antara pengusaha Indonesia dan Australia.

Acara ini menjadi bagian dari perluasan upaya diplomasi ekonomi antara kedua negara. 

Kemlu juga memfasilitasi antusiasme para pengusaha untuk mengoptimalkan kapasitas ekspornya ke Australia.

Bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UMKM, Kemlu menyelenggarakan kegiatan lanjutan berupa Pelatihan Sertifikasi dan Standardisasi Produk Ekspor Indonesia ke Australia secara virtual pada 6-8 Oktober 2020.

Pelathan ini disambut baik oleh para penggiat bisnis. Lebih dari 450 pengusaha mendaftarkan diri ke pelatihan ini. Setiap sesi diskusi dihadiri kurang lebih 160 peserta.

Sejak 5 Juli 2020, kedua negara telah mengimplementasikan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). "IA-CEPA tidak akan bermakna bila kita tidak mampu mengatasi hambatan non-tarif. Oleh karena itu, pelatihan ini telah membahas tiga masalah utama hambatan non-tarif ke pasar Australia, yaitu biosecurity, packaging, dan labelling," ujar Dubes RI Canberra, H.E. Y. Kristiarto S. Legowo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Prioritas Perdagangan Indonesia-Australia

Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Sembilan sektor prioritas perdagangan Indonesia ke Australia adalah: (1) furniture; (2) chair; (3) plywood; (4) apparel; (5) sacks and bags made of plastic; (6) rubber shoes; (7) fertilizers; (8) cell phones, dan; (9) TV visual equipment.

Sektor-sektor prioritas tersebut berhasil dipetakan setelah dilakukan penelitian oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemlu dan konsultasi dengan seluruh Perwakilan Indonesia di Australia, ITPC Sydney, IIPC Sydney serta para pebisnis diaspora Indonesia.

Australia memang salah satu mitra dagang strategis Indonesia. Total perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 7,8 miliar pada tahun 2019, dengan nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar USD 2,3 miliar dan ekspor Australia ke Indonesia sejumlah USD 5,5 miliar.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para pengusaha Indonesia dapat memanfaatkan IA-CEPA dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan ekspornya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya