Netizen Arab Desak Boikot Produk Prancis Akibat Kartun Nabi Muhammad SAW

Netizen dari negara-negara Arab menuntut boikot produk Prancis akibat polemik kartun Nabi Muhammad.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Okt 2020, 12:44 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 14:54 WIB
FOTO: Potret Peristiwa Menarik Pekan Ini
RIBUAN WARGA PRANCIS KECAM PEMENGGALAN GURU: Ribuan orang demonstrasi di alun-alun Republique, Paris (18/10/2020). Mereka memberi penghormatan kepada guru sejarah, Samuel Paty yang dipenggal kepalanya di Paris setelah mendiskusikan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya. (AP/Michel Euler)

Liputan6.com, Paris - Polemik kartun Nabi Muhammad kembali mencuat di Prancis. Perdebatan muncul setelah guru sejarah bernama Samuel Paty dibunuh teroris di tengah jalan karena membahas kartun tersebut di dalam kelas. 

Pemerintah Prancis mengecam kasus itu dan mendukung prinsip kebebasan berpendapat. Netizen dari negara-negara Arab lantas mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron di Twitter serta menuntut boikot produk Prancis.

Menurut laporan France24, Senin (26/10/2020), boikot mulai terjadi di negara-negara Arab, seperti di Kuwait. Salah satu produk yang disasar adalah produk kecantikan buatan Prancis

Netizen di Arab Saudi juga menggunakan tagar boikot terhadap produk-produk Prancis, termasuk Carefour.

Organisation of Islamic Cooperation mengaku tidak setuju dengan pembunuhan yang terjadi, tetapi menuduh Prancis membolehkan penistaan agama lewat kebebasan berpendapat.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Presiden Macron Tak Gentar Lawan Fanatisme

Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Presiden Emmanuel Macron berkata tidak akan takluk pada fanatisme. Ia menyebut sejak dahulu Prancis paling anti terhadap hal tersebut.

"Sejarah kami adalah perjuangan melawan tirani dan fanatisme. Kami akan melanjutkannya," ujar Macron via Twitter.

Presiden Prancis Emmaunel Macron mengirimkan tweet tiga bahasa bahwa Prancis tak akan gentar. Ia memilih melindungi prinsip kebebasan di Prancis. 

"Kami tidak akan menyerah selamanya. Kami menghargai perbedaan dalam spirit perdamaian. Kami tidak menerima ujaran kebencian dan membela debat bernalar. Kami akan selalu berada dalam sisi martaban manusia dan nilai-nilai universal," lanjutnya. 

Di kolom reply, netizen dari Arab dan Prancis terpantau saling ejek. 

 

Kemlu Prancis Tolak Boikot

FOTO: Kasus Corona COVID-19 Global Tembus 3 Juta Pasien
Seorang pria memakai masker saat berjalan di Alun-Alun Trocadero, Paris, Prancis, Jumat (24/4/2020). Prancis menempati posisi keempat sebagai negara dengan kasus infeksi virus corona COVID-19 terbesar di dunia yaitu 165.962 positif dengan 46.293 orang sembuh. (AP Photo/Michel Euler, FILE)

Kementerian Luar Negeri Prancis memberi pernyataan penolakan terkait boikot yang terjadi. Pemerintah juga menyindir kehadiran radikal minoritas.

"Ajakan-ajakan boikot ini tidaklah berdasar dan harus berhenti secepatnya, begitu pula serangan pada negeri kita yang didorong oleh minoritas radikal." 

Teroris yang membunuh guru di Prancis merupakan imigran kelahiran Chechnya. Ia sudah ditembak mati kepolisian Prancis, sementara keluarganya ditangkap aparat untuk diperiksa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya