Sepi Peminat, Jurusan Bahasa Indonesia Bakal Dihapus di Kampus Australia Ini

Jurusan Bahasa Indonesia di kampus Australia ini bakal dihapus tahun depan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Nov 2020, 17:47 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 17:15 WIB
Melbourne Tak Lagi Lockdown
Pengunjung menikmati makanan di Melbourne Restaurant Chin Chinyang populer di Melbourne, Australia, Rabu (28/10/2020). Restoran-restoran dan kafe di Melbourne diizinkan untuk dibuka lagi setelah pemberlakuan lockdown yang ketat akibat Covid-19. (AP Photo/Asanka Brendon Ratnayake)

Liputan6.com, Melbourne - Universitas La Trobe di Australia akan menghapus jurusan Bahasa Indonesia. Penyebabnya karena jurusannya sepi peminat. 

Studi Bahasa Indonesia sudah ada di Universitas La Trobe sejak 1989. Pada 2012, jurusan itu terancam tutup namun batal. Kini, jurusannya bakal tutup akibat faktor pandemi COVID-19. 

"Kali ini ada COVID. Pemerintah juga tidak memberi dukungan terhadap universitas, jadi lebih berat kali ini kami harus berjuang," ujar Linda Sukamta, koordinator program Indonesian studies di Universitas La Trobe kepada SBS, Senin (16/11/2020). 

"Alasannya karena jumlah mahasiswa terlalu kecil jadi tidak viable untuk dilanjutkan," jelas Linda. 

Linda menyebut mendapat pengumuman itu pada 11 November 2020. Selain Bahasa Indonesia, dua jurusan lain yang ikut ditutup, yaitu jurusan bahasa Yunani dan Hindi. 

Linda berkata studi Bahasa Indonesia di La Trobe masih menerima murid baru, akan tetapi ia khawatir pengumuman ini malah menimbulkan persepsi bahwa tak ada lagi jurusan itu di La Trobe, padahal masih ada waktu setahun.

Tak hanya di La Trobe, peminat studi Bahasa Indonesia juga menurun secara nasional di Australia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lobi ke Banyak Pihak

Suasana Melbourne Saat Masuk Pembatasan Tahap 4 Kasus Covid-19
Sebuah jalan di Melbourne, Australia (3/8/2020). Negara Bagian Victoria mengeluarkan Status Darurat Bencana, sementara ibu kotanya, Melbourne memasuki pembatasan Tahap 4 dengan aturan yang lebih ketat sebagai upaya untuk membatasi pergerakan masyarakat dan penyebaran COVID-19. (Xinhua/Bai Xue)

Linda mengaku pihaknya sudah melobi-lobi ke banyak pihak. Ia juga mengajak agar pencinta Bahasa Indonesia mengirimkan surat dukungan ke Universitas La Trobe. 

Hingga kini, Linda belum bertemu dengan Duta Besar Indonesia di Australia. Tetapi, ia berharap ada bantuan, seperti dalam marketing. 

"Pemasarannya kami harus didukung," jelas Linda.

Linda menjelaskan bahwa mahasiswa Bahasa Indonesia di Universitas La Trobe cenderung menikmati proses belajarnya, namun pihak pengajar kesulitan untuk menarik minat mahasiswa. 

Salah satu ide dari Linda adalah mengadakan kompetisi berhadiah menarik di bidang Bahasa Indonesia. 

"Pemerintah Indonesia sebetulnya memegang peran penting juga dalam mendukung kami. Misalnya dengan memberi banyak beasiswa atau kompetisi-kompetisi yang berhadiah menarik untuk orang-orang muda," ucap Linda.

 

Pentingnya Belajar Bahasa

FOTO: Pelonggaran Lockdown Secara Parsial di Victoria
Warga terlihat bersantai di luar Central Business District (CBD) Melbourne, Negara Bagian Victoria, Australia, 19 Oktober 2020. PM Australia Scott Morrison merilis pernyataan bersama sejumlah menteri senior lainnya guna menyambut pelonggaran lockdown secara parsial di Victoria. (Xinhua/Bai Xue)

Belajar Bahasa Indonesia di Universitas La Trobe tak hanya terkait tata bahasa, melainkan juga pemikiran dan kultur Indonesia.

Linda menyebut orang Indonesia paham Bahasa Inggris, tetapi komunikasi dengan bahasa asli lebih mengena di hati. 

"Belajar bahasa bukan hanya belajar bahasa, tapi belajar satu pemikiran budaya yang lain," ucap Linda.

"Indonesia kan tetangga kita, kalau kita berkomunikasi dengan bahasa indonesia dengan bahasa Inggris dia bisa, tapi kan goes to the head, tapi kalau kita bicara dengan bahasa mereka, itu goes to their heart," jelasnya. 

Linda pun berusaha menggali potensi budaya yang menarik di Indonesia. Ia mencontohkan seperti Jepang yang memiliki manga. 

"Indonesia harus kita tampilkan sebagai sesuatu yang menarik bagi kawula muda. Seperti bahasa Jepang, ada manga, ada budaya yang menarik bagi orang muda, itu harus kita gali,"

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya