Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah AS mengkonfirmasi pada Rabu 16 Desember 2020 bahwa kampanye peretasan baru-baru ini telah mempengaruhi jaringannya, dan mengatakan serangan itu "signifikan dan berkelanjutan".
Peretas yang diyakini bekerja untuk Rusia telah memantau lalu lintas email internal di departemen Keuangan dan Perdagangan AS, dilaporkan terjadi awal pekan ini, mengutip orang-orang yang mengatakan mereka khawatir peretasan yang terungkap sejauh ini mungkin menjadi sebesar puncak gunung es. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Kamis (17/12/2020).
Advertisement
"Ini adalah situasi yang berkembang, dan sementara kami terus bekerja untuk memahami sepenuhnya kampanye ini, kami tahu kompromi ini telah memengaruhi jaringan di dalam pemerintah federal," kata pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh FBI, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur. (CISA), dan Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI).
Perusahaan teknologi SolarWinds Corp, yang merupakan batu loncatan utama yang digunakan oleh para peretas, mengatakan hingga 18.000 pelanggannya telah mengunduh pembaruan perangkat lunak yang dikompromikan yang memungkinkan peretas untuk memata-matai bisnis dan agensi tanpa diketahui selama hampir sembilan bulan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Bentuk Kelompok Koordinasi
Pihak berwenang mengaku telah menyadari kampanye keamanan siber yang signifikan.
"Selama beberapa hari terakhir, FBI, CISA, dan ODNI telah menyadari kampanye keamanan siber yang signifikan dan sedang berlangsung," kata pernyataan bersama itu.
"FBI sedang menyelidiki dan mengumpulkan intelijen untuk menghubungkan, mengejar, dan mengganggu pelaku ancaman yang bertanggung jawab," kata pernyataan itu.
FBI, CISA dan ODNI telah membentuk Kelompok Koordinasi Cyber Unified untuk mengoordinasikan tanggapan pemerintah AS, sambung pernyataan tersebut.
Lantaran hal ini, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien mempersingkat perjalanannya Eropa pada hari Selasa dan kembali ke Washington untuk menangani serangan itu.
Advertisement