Kuala Lumpur - Acara pernikahan pasangan di Malaysia saat pandemi COVID-19 ini jadi sorotan. Sebab mereka melangsungkannya dengan cara unik, yakni ala drive through atau drive thru.
Mengutip laporan ABC Indonesia, Rabu (23/12/2020), adalah pasangan Tengku Muhammed Hafiz dan Oceane Alagia yang menggelar acara pernikahan unik tersebut. Mereka duduk di luar gedung milik Pemerintah Malaysia, sambil melambaikan tangan ke arah tamu yang berada di dalam mobil.
Baca Juga
Sebelum para tamu acara pernikahan meninggalkan lokasi, masih di dalam mobil, mereka mengambil makanan takeaway dari sebuah tenda.
Advertisement
Ayah pengantin pria, Hafiz, Tengku Adnan Tengku Mansor yang merupakan mantan menteri di Malaysia, mengunggah foto pernikahan anaknya di halaman Facebook miliknya.
"Acara pernikahan yang tidak biasa ini digelar di tengah "kebiasaan baru". Dari perhitungan, saya diberi tahu ada lebih dari 10.000 mobil yang ada sejak pagi hari," ujar Tengku Adnan Tengku Mansor.
Media setempat melaporkan pesta pernikahan dengan gaya 'drive-through' tersebut digelar selama tiga jam.
"Terima kasih semua atas pengertiannya, dan karena telah mengikuti semua prosedur yang dilakukan via drive-through, tanpa harus keluar mobil."
Pandemi Virus Corona COVID-19 di Malaysia telah memaksa banyak acara dibatalkan tahun ini, termasuk pesta pernikahan.
Acara Pernikahan Setelah Vonis Korupsi Ayah
Acara pernikahan ini digelar sehari setelah Pengadilan Tinggi Malaysia mengeluarkan vonis bersalah kepada Tengku Adnan karena korupsi.
Ayah sang mempelai pria adalah bendahara partai UMNO. Partai terbesar di Malaysia yang juga berkuasa dengan aliansi saat ini.
Menurut informasi, saat ini Tengku Adnan yang berusia 70 tahun dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Ia dinyatakan bersalah karena menerima 2 juta ringgit atau hampir 7 juta miliar rupiah, dari seorang pengusaha lokal di tahun 2016 saat ia menjadi menteri wilayah persekutuan Malaysia.
Selain hukuman penjara, Tengku Adnan juga didenda 2 juta ringgit terkait pelanggaran tersebut.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Ini:
Malaysia Berupaya Perluas Jangkauan Vaksin untuk 70 Persen Penduduk
Saat ini Malaysia sedang menghadapi gelombang baru penularan Virus Corona COVID-19.
Hari Senin kemarin 21 Desember, negara tersebut melaporkan 2.018 penularan Virus Corona COVID-19 baru, yang menjadi angka harian tertinggi ketiga sejak pandemi mulai bulan Januari.
Diketahui 60 persen dari kasus tersebut berasal dari daerah Selangor.
Akhir pekan lalu, Malaysia mengatakan telah memesan vaksin dari buatan AstraZeneca PLC di tengah kabar jika mereka juga akan menerima vaksin Pfizer-BioNTech pada Februari lalu nanti.
Kesepakatan dengan AstraZeneca dilakukan hari Senin 21 Desember, sehingga akan memungkinan 20 persen dari populasi Malaysia yang berjumlah 32 juta, mirip dengan kesepakatan yang dicapai dengan Pfizer-BioNtech, seperti dikatakan Menteri Kesehatan Adham Baba.
Malaysia berharap dapat menerima vaksin cukup untuk menginokulasi 10 persen populasi melalui fasilitas COVAX global, yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia, katanya dalam sebuah pernyataan.
Menkes Adham juga mengatakan Pemerintah Malaysia sedang bekerja untuk mendapatkan lebih banyak kesepakatan untuk memperluas inokulasi hingga 70 persen dari populasi.
"Yang penting adalah perusahaan mana yang dapat memberi kami akses cepat ke vaksin dan harus aman, efektif dan berkualitas tinggi," katanya.Pemerintah berharap untuk menerima pengiriman pertama dosis vaksin Pfizer-BioNTech pada bulan Februari, menurut kantor berita nasional Bernama.
Malaysia mengatakan bulan lalu telah setuju untuk membeli 12,8 juta dosis vaksin Pfizer-BioNtech, serta menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat tersebut.
Berdasarkan kesepakatan Pfizer, Malaysia akan menerima 1 juta dosis pada kuartal pertama 2021 dan 1,7 juta, 5,8 juta dan 4,3 juta dosis pada kuartal berikutnya.
Pfizer-BioNTech memiliki kesepakatan pasokan vaksin dengan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Kanada, Australia dan Inggris.
Mereka berharap dapat memproduksi hingga 50 juta dosis vaksin pada tahun 2020 dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021.
Advertisement