Liputan6.com, Jakarta - Selain vaksin Sinovac, pemerintah Indonesia berhasil mengamankan supply vaksin COVID-19 dari AstraZeneca dan Novavax. Masing-masing sebesar 50 juta dosis.
"Penandatanganan pengamanan supply dari Astra Zeneca dan Novavax telah kita lakukan hari ini. Dari track multilateral, diplomasi kita terus bekerja, berkomunikasi dan berkoordinasi dengan WHO, GAVI dan lain-lain," ujar Menlu Retno Marsudi dalam press briefing virtual saat kunjungan ke Bio Farma pada Rabu, 30 Desember 2020.
Baca Juga
"Dalam rangka mengamankan akses vaksin melalui mekanisme COVAX-AMC (Advance Market Commitment ) dengan range perkiraan perolehan adalah 3-20 persen jumlah penduduk. Kita terus akan kawal proses ini."
Advertisement
Menlu Retno Marsudi juga menyampaikan bahwa Indonesia termasuk satu dari sedikit negara yang telah mengamankan vaksin untuk keperluan dalam negeri. Namun di saat yang sama, sejalan dengan prinsip kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
"Sebagai bentuk dan wujud tanggung jawab Indonesia kepada dunia, maka Indonesia telah berkontribusi melalui CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) untuk pengadaan vaksin dunia," jelasnya.
"Semua ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memikirkan kebutuhan sendiri, namun juga berkontribusi agar negara lain dapat memperoleh akses vaksin setara."
"Hal ini sesuai dengan prinsip yang selalu ditekankan Indonesia dari sejak awal pandemi. Yaitu akses setara bagi vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau."
Pengamanan Vaksin Track Multilateral
Terkait pengamanan vaksin COVID-19 dari track multilateral, pemerintah Indonesia juga sudah mengirimkan dua dokumen aplikasi yaitu Vaccine Request dan Technical Assistance Form kepada COVAX Facility.
"Sejauh ini pemerintah Indonesia telah mengirimkan dua dokumen aplikasi yaitu Vaccine Request dan Technical Assistance Form kepada COVAX pada November dan Desember 2020," ujar Menlu Retno saat konferensi pers kedatangan Vaksin Sinovac tahap II di Bandara Soetta, Kamis (31/12/2020).
Setelah itu, penyerahan dokumen lanjutan berupa Vaccine Request Form Part B mengenai indentifikasi pada 8 Januari 2021, dan juga Cold Chain Equipment (CCE) Support Request terkait kapasitas teknis penyediaan sistem pendingin vaksin pada kuartal I/2021.
"Melalui diplomatis, kita akan terus mengawal submisi lainnya yaitu Vaccine Request Form part B yang menurut rencana akan kita serahkan pada 8 januari 2021, dan kirim CCE support request terkait kapasitas teknis penyediaan sistem pendingin vaksin pada kuartal pertama tahun 2021," jelas Menlu Retno.
Saksikan Juga Video Ini:
Indonesia Masuk Daftar 92 Negara Bekerja Sama dengan COVAX
Menlu Retno mengatakan, Indonesia termasuk dari 92 negara COVAX AMC (Advanced Market Commitment) yang akan mendapatkan jaminan akses terhadap vaksin COVID-19 yang terjangkau dan berkualitas.
"Dalam track multilateral, proses diplomasi kita telah bekerja dengan WHO GAVI dan lain-lain, dalam rangka mengamankan akses vaksin melalui AMC (Advance Market Commitment), dengan perolehan 3-20 persen jumlah penduduk. Kita akan terus mengawal proses ini," papar Menlu Retno.
Selain itu, kerjasama juga dilakukan dalam rangka pertukaran data scientific untuk pemanfaatan EUA. Menlu Retno mengatakan, hal itu sejalan dengan arahan presiden bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat Indonesia tetap yang utama.
Reporter: Rifa Yusya Adilah/Merdeka
Advertisement