Liputan6.com, Jakarta- Iran telah mengkonfirmasi kasus pertama varian baru Virus Corona COVID-19 dari Inggris pada Selasa (5 Januari 2021).
Kasus itu dialami oleh seseorang yang baru kembali dari Inggris.Â
Baca Juga
Saat ini, pasien tersebut tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta dan menjalani pengujian instensif untuk mengetahui jenis virus yang bermutasi.Â
Advertisement
"Sayangnya, kasus pertama COVID-19 dari Inggris yang bermutasi terdeteksi di salah satu rekan kami yang telah tiba dari Inggris," kata Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki dalam pidatonya, seperti dikutip dari AFP, Rabu (6/1/2021).
Namun, Namaki tidak memberikan informasi lebih lanjut terkait identitas pasien tersebut.Â
Tetapi ia menjelaskan bahwa kontak erat termasuk keluarga dan kerabat pasien tidak terdeteksi terinfeksi virus serupa karena orang tersebut telah melakukan isolasi setibanya di Iran.
Diketahui bahwa varian baru Virus Corona COVID-19, yang menurut para ahli berpotensi lebih cepat menular daripada varian sebelumnya, telah mendorong pembatasan perjalanan dari Inggris oleh lebih dari 50 negara, termasuk Iran.
Saksikan Video Berikut Ini:
1,2 Juta Orang Positif COVID-19 di Iran
Iran sejuah ini telah mencatat 1.255.620 infeksi dan 55.748 kematian akibat Virus Corona COVID-19, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari.
Tetapi beberapa pejabat - termasuk Menkes Namaki - mengakui bahwa angka resmi kasus COVID-19 di Iran jauh lebih rendah daripada angka sebenarnya, yang sebagian besar karena protokol pengujian.
Iran juga telah mencatat kematian akibat COVID-19 terendah dalam sehari sejak Juni 2020, yakni 98 kematian.Â
Per 5 januari, Iran mencatat 6.113 kasus tambahan Virus Corona, tyang tetap dianggap relatif stabil selama tiga pekan terakhir.Â
Penurunan kasus harian COVID-19 di Iran baru-baru ini terjadi setelah langkah-langkah pembatasan yang ketat pada 21 November 2020 lalu selama dua pekan, yang beberapa di antaranya masih diterapkan.Â
Advertisement