Liputan6.com, Washington D.C - Pihak Facebook menangguhkan akun dari Donald Trump setidaknya selama dua minggu, dan mungkin tanpa batas.
Itu berarti presiden Amerika Serikat tersebut tidak akan dapat memposting apapun di Facebook dan Instagram sampai dan setelah peralihan kekuasaan dialihkan ke Joe Biden pada 20 Januari 2021.
Jaringan sosial media awalnya memberlakukan larangan 24 jam setelah pendukungnya menyerang Capitol AS, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Platform media sosial Donald Trump lainnya seperti Twitter, juga telah ditangguhkan selama 12 jam.
Dikatakan itu membutuhkan penghapusan tiga tweet karena "pelanggaran berat kebijakan Integritas Civic kami".
Pihak Twitter mengatakan, akun presiden AS akan tetap ditangguhkan untuk selamanya jika tweet-nya tidak dihapus.
Selanjutnya dikatakan bahwa "Pelanggaran Peraturan Twitter di masa mendatang ... akan mengakibatkan penangguhan permanen akun @realDonaldTrump".
Penangguhan selama 12 jam di akun Trump telah kedaluwarsa, tetapi dia belum tampak berkicau lagi.
Tetapi, akunnya menunjukkan bahwa tiga buah tweet-nya tidak lagi tersedia karena dianggap melanggar aturannya.
Platform Twitter tidak menghapus, hanya menggunakan pemberitahuan khusus ini.
Ini menunjukkan bahwa Donald Trump atau salah satu rekannya telah mengambil tindakan menuntut agar akunnya dipulihkan.
Ketika ditanya apakah telah memperpanjang blokir 12 jam, seorang juru bicara Twitter mengatakan: "Kami terus mengevaluasi situasi secara real-time, termasuk memeriksa aktivitas di lapangan dan pernyataan yang dibuat dari Twitter. Kami akan menjaga publik dari informasi salah, termasuk jika eskalasi lebih lanjut dalam pendekatan penegakan kami diperlukan."
Saksikan Video Berikut Ini:
Pihak Istana Angkat Suara
Dan Scavino, direktur sosial media Gedung Putih, telah menggunakan akun pribadinya untuk menerbitkan pernyataan atas nama Presiden.
"Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilu, dan fakta menunjukkan kepada saya, namun akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari," katanya mengutip pernyataan Trump.
"Saya selalu mengatakan kami akan melanjutkan perjuangan kami untuk memastikan bahwa hanya suara sah yang dihitung. Meskipun ini merupakan akhir dari masa jabatan pertama terbesar dalam sejarah kepresidenan, ini hanyalah awal dari perjuangan kami untuk membuat America Great Again!"
Para pendukungnya menyerbu Capitol AS dan bentrok dengan polisi, yang menyebabkan kematian seorang wanita.
Sebelum kekerasan, Presiden Trump telah memberi tahu para pendukungnya di National Mall di Washington bahwa pemilu telah dicuri.
Beberapa jam kemudian, ketika kekerasan meningkat di dalam dan di luar US Capitol, dia muncul di video dan mengulangi klaim palsu tersebut.
Dia mengatakan kepada pengunjuk rasa "Aku mencintaimu" dan menggambarkan orang-orang yang menyerbu kompleks Capitol sebagai "patriot".
YouTube mengatakan telah menghapus video tersebut karena "melanggar kebijakan tentang penyebaran penipuan pemilu".
Advertisement