Liputan6.com, Jakarta- Jerman mendeteksi varian baru Virus Corona COVID-19 di antara 35 pasien yang baru terinfeksi di Kota Garmisch-Partenkirchen.
Para dokter yang menemukannya mengatakan bahwa mutasi baru COVID-19 itu berbeda dengan yang ditemukan di Inggris maupun di Afrika Selatan.
Mereka juga belum mengetahui seberapa menular varian COVID-19 terbaru itu.
Advertisement
"Varian baru itu belum diketahui seberapa menular, atau seberapa mematikan," terang Direktur Rumah Sakit di Garmisch-Partenkirchen, Frank Niederbühl, seperti dikutip dari Deutsche Welle (DW), Selasa (19/1/2021).
"Fakta bahwa itu adalah varian yang baru, belum berarti lebih menular," jelasnya.
Wakil direktur medis, Clemens Stockklausner, juga memperingatkan bahwa belum ada alasan untuk panik.
"Kita harus menunggu hasil sequencing yang lengkap. Saat ini kami sama sekali belum bisa mengatakan, apakah mutasi ini memiliki relevansi klinis," kata Stockklausner kepada wartawan.
Sementara itu, sampel varian baru COVID-19 tersebut sudah dikirim ke Rumah Sakit Charite Berlin, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Stockklausner menjelaskan bahwa mutasi baru itu berbeda dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan lebih menular, meskipun tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.
Selain itu, ditekankan juga oleh para ahli medis bahwa varian baru tidak mengurangi dampak dari vaksin COVID-19 yang saat ini digunakan di Jerman.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Jerman Mulai Lihat Penurunan Kasus COVID-19
Dalam beberapa hari terakhir, jumlah infeksi COVID-19 di Jerman telah menunjukkan penurunan.
Penurunan juga terlihat pada hunian di unit perawatan intensif yang turun 10 sampai 15 persen, menurut Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn.
Meski demikian, Menkes Spahn juga mengatakan bahwa pengujian intensif di antara masyarakat tetap harus diberlakukan untuk membantu mencegah penyebaran varian baru COVID-19 di negara itu.
Data dari Robert-Koch-Institut (RKI) menunjukkan bahwa jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di Jerman bertambah 7.141 pada Senin (18/1).
Namun, RKI menjelaskan bahwa jumlah kasus harian COVID-19 di Bavaria dan Rhineland-Palatinate tidak lengkap.
16 pimpinan negara bagian Jerman akan melakukan pertemuan dengan Kanselir Angela Merkel pada Selasa (19/1) waktu setempat untuk membahas kemungkinan langkah-langkah pengetatan yang bertujuan untuk meredam penyebaran Virus Corona COVID-19.
Wakil Kanselir, Olaf Scholz pun menyerukan perpanjangan, serta pengetatan, dari penerapan lockdown yang akan berakhir pada akhir Januari 2021.
Advertisement