Liputan6.com, Jakarta - Dikenal sebagai La maison dans la Loire (Rumah di Loire), sebuah bangunan tiga lantai yang tampak seperti korban banjir, tetapi penampilannya bisa menipu.
Ketika berjalan di sepanjang sungai Loire, dekat kota Lavau-sur-Loire, Anda pasti akan melihat pemandangan yang agak tidak biasa yaitu sebuah bangunan miring yang terletak tepat di tengah sungai.
Advertisement
Beberapa orang mungkin mengira rumah itu tersapu oleh bencana banjir, tetapi sebenarnya rumah itu sengaja ditempatkan di sana oleh perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menyelamatkan bangkai kapal, atas permintaan seniman Prancis.
Mengutip dari Oddity Central, Rabu (10/3/2021), House in the Loire adalah salah satu daya tarik kapal pesiar sungai di Loire.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Indah di Siang Hari, Seram di Malam Hari
Sebuah rumah di Loire adalah gagasan seniman Prancis Jean-Luc Courcoult, yang membuatnya sebagai bagian dari Pameran Seni Estuaire pada tahun 2007.
Dia mengundang sejumlah seniman internasional untuk membuat karya berskala besar yang terinspirasi oleh Loire dan muara di dekatnya.
Menariknya, rumah yang ditinggalkan tersebut adalah replika 1:1 dari bekas penginapan yang terletak di Lavau-Sur-Loire, yang saat ini berfungsi sebagai creperie (kedai pancake).
Courcoult menghasilkan replika yang hampir sama dari beton cor, dan menempatkannya di tepi kanan sungai Loire. Tetapi arus yang kuat dan pasang naik menyebabkannya terbalik, sehingga bangunan dipindahkan ke lokasi baru.
Untuk mencegah banjir atau air pasang kembali menyapu rumah, rumah itu digerendel (dikunci dengan logam) ke dasar sungai Loire yang berbatu.
Meskipun rumah di Loire terlihat indah dan sedikit aneh pada siang hari, karena lokasinya yang tidak biasa, pada malam hari, rumah tersebut menjadi sangat menyeramkan, terutama ketika angin bertiup melalui jendela.
Tetapi hal yang benar-benar membuat orang takut adalah lampu yang menyala di salah satu kamar, padahal bangunan tersebut adalah rumah kosong si tengah sungai.
Reporter: Veronica Gita
Advertisement