Liputan6.com, Jakarta - Total infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada hari Kamis per pukul 08.30 WIB telah mencapai 117.978.628 kasus, dan 66.821.102 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.
Total 2.618.403 orang di dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, Kamis (11/3/2021).
Baca Juga
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan bahwa India berada di posisi teratas untuk pasien pulih yaitu 10.920.046 lalu disusul Brasil sebanyak 9.921.994.
Advertisement
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 29.149.380.
India, Brasil, Rusia dan Inggris tercatat sebagai negara dengan kasus infeksi Virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia setelah AS. Ada pun data kasus di masing-masing negara sebagai berikut:
India: 11.262.707 kasus.
Brasil: 11.202.415 kasus.
Rusia: 4.302.726 infeksi dan 3.901.134 sembuh.
Inggris: 4.247.859 infeksi dan 11.880 orang pulih.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Turki Laporkan Kasus Baru COVID-19 Tertinggi pada 2021
Dikutip dari Channel News Asia, jumlah kasus harian Virus Corona COVID-19 di Turki telah naik pada Rabu (10/3) ke level tertinggi tahun ini.
Kenaikan itu terjadi sepuluh hari setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengumumkan pelonggaran langkah-langkah pencegahan COVID-19.
Data Kementerian Kesehatan Turki menunjukkan bahwa kasus baru di negara itu tercatat mencapai 14.556 kasus - tertinggi sejak akhir 2020 lalu dan hampir dua kali lipat dari sebulan lalu.
Erdogan mengumumkan pembukaan sebagian sekolah, kafe, dan restoran pekan lalu.
Selain itu, Ankara juga mengurangi penguncian akhir pekan, setelah jumlah kasus harian turun di bawah 10.000.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca menyalahkan peningkatan kasus pada penyebaran varian COVID-19 yang lebih cepat menular.
"Virus yang bermutasi telah meningkatkan kecepatan penyebaran," kata Koca.
Ditambahkannya, lebih dari 40.000 orang telah terinfeksi oleh varian baru yang diidentifikasi di Inggris, serta jumlah yang jauh lebih kecil adalah infeksi dari varian baru COVID-19 Afrika Selatan dan Brasil.
Data pada 10 Maret juga menunjukkan 67 orang meninggal karena COVID-19 dalam waktu 24 jam terakhir di Turki, menjadikan totalnya secara nasional sebanyak 29.227 jiwa.
Turki, dengan populasi 83 juta, telah memberikan 10,41 juta dosis vaksin COVID-19 dalam kampanye vaksinasi yang dimulai pada pertengahan Januari 2020.
Lebih dari 7,7 juta orang telah menerima suntikan pertama dan hampir 2,6 juta dosis kedua dari vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac.
Advertisement