Kubu Netanyahu Siap Koalisi dengan Partai Islam dalam Pemilu Israel 2021

Partai Benjamin Netanyahu, yakni Partai Likud, mengaku siap berkoalisi dengan partai berhaluan Islam.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Mar 2021, 17:32 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 17:32 WIB
FOTO: PM Netanyahu Terima Vaksin COVID-19 Pertama di Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara setelah menerima vaksin COVID-19 di Pusat Medis Sheba, Kota Ramat Gan, Israel, 19 Desember 2020. Vaksinasi virus COVID-19 untuk Netanyahu ditayangkan secara langsung di televisi pada Sabtu (19/12) malam. (Xinhua/Gil Cohen Magen)

Liputan6.com, Tel Aviv - Partai Likud tempat Benjamin Netanyahu bernaung terancam kehilangan suara mayoritas. Berdasarkan hasil perhitungan pemilu Israel saat ini, Partai Likud berpotensi tak meraih 61 kursi di parlemen. 

61 merupakan angka sakral di parlemen Israel (Knesset), sebab angka itu menjadi batas minimum partai berkuasa. Kini, Partai Likud mengaku siap berkoalisi dengan United Arab List yang berhaluan Islam.

Anggota parlemen Partai Likuq, David Bitan, berkata partainya siap merangkul United Arab List agar blok pro-Netanyahu mencapai 60 kursi.

"Kami bisa bersama dengan United Arab List," ujar Bitan seperti dilansir Haaretz, Kamis (25/3/2021).

Bitan berkata koalisi dengan United Arab List tidak akan merugikan. Ia juga memuji ketua United Arab List, Mansour Abbas, karena partainya tetap sukses meski meninggalkan koalisi partai Arab (Join List).

"Ia melakukan sesuatu yang sulit dibayangkan akan terjadi. Ia meninggalkan Join List dan bergerak sendirian," ujarnya.

Berdasarkan perhitungan terkini, United Arab List kehilangan satu kursi di parlemen Israel, sehingga tinggal 3 kursi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Netanyahu Sempat Klaim Menang

FOTO: Israel Terima Gelombang Pertama Vaksin COVID-19 Pfizer
PM Israel Benjamin Netanyahu menghadiri upacara untuk menandai kedatangan pesawat yang membawa gelombang pertama vaksin COVID-19 Pfizer di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, Israel, 9 Desember 2020. Israel memesan sekitar 8 juta vaksin Pfizer. (Xinhua/JINI/Marc Israel Sellem)

Sebelumnya dilaporkan, Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan pada pemilu Israel yang digelar Selasa 23 Februari. Akan tetapi, hasil exit poll atau hitung cepat menunjukan bahwa Partai Likud berpotensi kehilangan mayoritas.

Berdasarkan laporan Deutsche Welle, Partai Likud awalnya diprediksi meraih antara 31 dan 33 kursi di parlemen Knesset. Sementara, partai oposisi Lapid Yesh Atid meraih 16 hingga 18 kursi.

Kini, hasil exit poll menunjukan bahwa kedua partai kurang lebih seimbang sehingga tidak ada mayoritas.

Naftali Bennett, mantan sekutu Netanyahu, berkata kemungkinan harus sengketa di pengadilan. Pengamat politik juga memperkirakan Netanyahu akan kesulitan membangun koalisi pemerintah.

Sebelumnya, Netanyahu sudah keburu mengklaim bahwa pemilu Israel merupakan "kemenangan besar" bagi sayap kanan.

"(Pemilih) memberikan kemenangan besar kepada sayap kanan dan Likut di bawah kepemimpinan saya," ujar Netanyahu di Facebook dan Twitter.

Netanyahu lantas tidak mengulang pernyataan kemenangannya di malam pemilu. Hasil pemilu diperkirakan baru keluar pada akhir pekan ini.

 
 
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya