30-3-1980: Apartemen Terapung di Laut Utara Runtuh Menewaskan 123 Orang

Apartemen terapung untuk pekerja minyak di Laut Utara runtuh, menewaskan 123 orang, pada 30 Maret 1980.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 06:00 WIB
SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta Apartemen terapung untuk pekerja minyak di Laut Utara yang terletak antara Norwegia dan Denmark runtuh, menewaskan 123 orang, pada 30 Maret 1980. Sebelum runtuh, bangunan bernama Alexander Kielland itu menampung 208 orang yang bekerja di dekat rig minyak Edda di ladang Ekofisk, 235 mil sebelah timur Dundee, Skotlandia.

Sebagian besar pekerja Phillips Petroleum berasal dari Norwegia, meskipun beberapa adalah orang Amerika dan Inggris. Bangunan yang ditopang dua ponton besar, memiliki kamar tidur, dapur, dan ruang duduk serta menyediakan tempat bagi pekerja untuk menghabiskan waktu mereka beristirahat saat tidak bekerja.

Menurut laporan History.com, sekitar pukul 18.30 pada 30 Maret, sebagian besar penduduk berada di teater kecil di platform itu untuk menonton film. Meskipun ada kondisi badai di Laut Utara malam itu, tidak ada yang menyangka gelombang besar akan runtuh dan membalikkan platform.

Kejadian tersebut terjadi dengan sangat cepat dalam waktu 15 menit, sehingga banyak pekerja yang tidak dapat mencapai sekoci tersebut. Angkatan Udara Kerajaan Inggris Raya dan militer Norwegia segera mengirim helikopter penyelamat, tetapi cuaca buruk membuat mereka tidak dapat membantu. Sebagian besar dari 123 korban tenggelam.

Investigasi selanjutnya mengungkapkan bahwa retakan yang sebelumnya tidak terdeteksi di salah satu kaki utama platform menyebabkan runtuhnya struktur bangunan. Alexander Kielland duduk di air selama tiga tahun sebelum berhasil diselamatkan.

Investigasi ini sendiri tertutup untuk umum, dan masih ada keluarga korban yang mencari jawaban mengapa situasi tidak ditangani lebih cepat.

Saksikan Video Berikut Ini:

Pencarian Korban Berakhir Nihil

20170102- Tim Gabungan Basarnas Cari 17 Korban Hilang Kapal Zahro Expres Terbakar-Jakarta- Faizal Fanani
Sejumlah tim Basarnas, Polair, TNI AL menyisir untuk mencari korban hilang dalam tragedi KM Zahro Expres yang terbakar di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (2/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pencarian korban selamat dari runtuhnya rig minyak "hotel terapung" Alexander Kielland di tengah Laut Utara ditinggalkan malam ini, sehingga hampir pasti bahwa 123 orang tewas dalam bencana pengeboran minyak lepas pantai terburuk di dunia.

"Kami tidak memiliki harapan untuk menemukan lebih banyak orang yang selamat," jelas kepala polisi Carl Wendt pada wartawan Stavanger. Dia mengoordinasikan pencarian dua hari dengan helikopter Inggris dan Norwegia, pesawat dan kapal laut seluas 5.000 mil persegi di sekitar rig terbalik tepat di dalam sektor Norwegia di Laut Utara, di tengah-tengah antara Inggris dan Norwegia.

Sejak salah satu dari lima kaki ponton yang besar putus dan rig terbalik dalam badai, 89 korban selamat telah diselamatkan dan 40 mayat ditemukan, menyebabkan 83 orang hilang dan sekarang diperkirakan tewas. Tidak ada korban selamat yang ditemukan sejak malam itu.

Pejabat Phillip Petroleum, perusahaan Amerika yang mengoperasikan rig milik Norwegia, buatan Prancis, akhirnya menetapkan bahwa 212 pekerja minyak berada di dalamnya saat kecelakaan itu terjadi. Kebanyakan adalah orang Norwegia, meskipun mereka juga sekitar 30 orang Inggris dan beberapa pekerja minyak Finlandia, Spanyol dan Jerman Barat.

Sebagian besar orang yang hilang diyakini tidak dapat melarikan diri dari dalam tempat tinggal berlantai empat di atas platform rig, yang jatuh 100 kaki di bawah air ketika rig terbalik, sehingga hanya tersisa empat kaki ponton yang terlihat di permukaan.

 

Reporter: Lianna Leticia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya