Liputan6.com, Berlin - Kanselir Jerman, Angela Merkel, berbicang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait ketengangan yang terjadi di Ukraina. Merkel meminta Putin agar mengurangi aktivitas militernya di daerah timur Ukraina.
Kekhawatiran Merkel karena adanya bentrokan antara pasukan separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Rusia yang ditakutkan memicu eskalasi konflik di wilayah Donbass, Ukraina.
Advertisement
Baca Juga
Posisi Rusia adalah mendukung separatis pro-Rusia di Donbass.
Menurut laporan DW, Jumat (9/4/2021), pihak Rusia berkata bahwa pemimpin Merkel dan Putin sama-sama khawatir akan terjadinya eskalasi di Ukraina. Namun, Putin menyalahkan pemerintah Ukraina di ibu kota Kyiv.
"Vladimir Putin menarik perhatian pada aksi-aksi provokatif dari Kyiv yang baru-baru ini dengan sengaja memperparah situsi di garis depan," tulis pernyataan pihak Kremlin.
Sementara, kepala deputi administrasi kepresidenan Rusia, Dmitry Kozak, menyebut bahwa adanya ketegangan militer bisa berarti "awal dari berakhirnya" Ukraina. Ia pun bersikeras bahwa Rusia akan melindungi warganya di timur Ukraina.
Â
Saksikan Video PIlihan Berikut:
Rusia Dukung Separatis
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah mengunjungi Donbass pada Kamis (8/4). Ia berkata ada prajurit berusia 23 tahun yang tewas tertembak.
Ia berkata ingin menyerukan perdamaian bagi Ukraina.
"Ukraina butuh perdamaian ini dan akan melakukan segalanya untuk ini," ujar Presiden Zelenskiy di Twitter.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan satu sama lain antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia.
Ukraina menuntut Rusia agar menjauh dari perbatasan mereka. Namun, Rusia menolak dan berkata akan melindungi para separatis yang pro-Rusia di Donbass.
Uni Eropa, NATO, dan Amerika Serikat mengecam militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Advertisement