Liputan6.com, New Delhi - Amerika Serikat mengirim pasokan bantuan senilai lebih dari US$ 100 juta atau setara Rp 1,44 triliun ke India guna membantu negara tersebut melawan lonjakan kasus COVID-19.
Pemberian bantuan ini disampaikan oleh Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada Rabu (28/4).
Baca Juga
Pasokan bantuan ini akan mulai tiba pada Kamis (29/4) dan berlanjut hingga minggu depan.
Advertisement
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (29/4/2021) bantuan ini termasuk 1.000 tabung oksigen, 15 juta masker N95 dan 1 juta alat tes diagnostik cepat, kata Gedung Putih.
Amerika Serikat juga telah mengalihkan pesanannya sendiri untuk pasokan manufaktur AstraZeneca ke India.
Nantinya, ini akan memungkinkan India membuat lebih dari 20 juta dosis vaksin COVID-19, menurut Gedung Putih.
"Sama seperti India mengirim bantuan ke Amerika Serikat ketika rumah sakit kami tengah tertekan pada awal pandemi, Amerika Serikat bertekad untuk membantu India pada saat dibutuhkan," kata Gedung Putih.
Jumlah kematian India akibat pandemi virus Corona COVID-19 melonjak melewati 200.000 pada Rabu (28/4).
Hal ini diperburuk kurangnya tempat tidur di rumah sakit dan oksigen medis untuk pasien.
Hingga 24 jam terakhir, ada tambahan 360.960 kasus baru -- terbesar di dunia dan menjadikan penghitungan positif COVID-19 di India hampir 18 juta.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kasus COVID-19 Meningkat
Total kasus COVID-19 di India telah melewati angka 18 juta. Rumah sakit di ibu kota Delhi sudah kewalahan dan para pasien meninggal di luar rumah sakit.Â
Berdasarkan laporan Business Standard, India mencatat 379.257 kasus baru dan 3.645 kematian. Ini kesekian kalinya dalam beberapa hari terakhir India memecahkan rekor kasus terbanyak di negaranya.
Total kematian sudah mencapai 204 ribu. Kasus aktif ada 3,1 juta kasus.
Maharashtra memiiki 63 ribu kasus baru dan 985 kematian. Kerala mencatat 35 ribu kasus baru, sementara Delhi mendapati 26 ribu kasus baru.
Enam negara bagian yang paling terdampak di India adalah Maharashtra (4,4 juta kasus), Kerala 1,49 juta), Karnataka (1,43 juta), serta Tamil Nadu dan Delhi (1 juta).
Â
Advertisement