Liputan6.com, Beijing - Satu tahun lebih usai dihantam COVID-19, kasus infeksi harian di China terbilang masih bisa diatasi.
China melaporkan 11 kasus COVID-19 baru di negaranya pada Minggu (2 Mei), turun dari 15 kasus sehari sebelumnya, demikian menurut laporan otoritas kesehatan nasional Tiongkok.
Komisi Kesehatan Nasional, dalam pernyataannya, mengatakan semua kasus baru adalah infeksi impor yang berasal dari luar negeri.
Advertisement
Jumlah total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di daratan China sekarang mencapai 90.697, sementara jumlah kematian tetap tidak berubah di 4.636.
Kasus di China saat ini -- lokasi pertama kali virus Corona COVID-19 ditemukan -- jauh lebih rendah dibandingkan India.
Saat ini, India dihantam tsunami COVID-19, di mana lebih dari 400 ribu orang dinyatakan positif pada Minggu 2Â Mei.
India, yang merupakan salah satu produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, memiliki jumlah vaksin yang terbatas dalam persediaan domestik.
Hal ini lantas memperburuk infeksi gelombang kedua yang suram yang telah mengakibatkan penuhnya rumah-rumah sakit dan kamar jenazah, sementara keluarga-keluarga memperebutkan pasokan oksigen dan obat-obatan yang semakin langka.
"Kami berharap agar kami bisa mendapatkan vaksin besok atau di hari setelahnya ... Saya meminta agar Anda tidak mengantri di pusat-pusat vaksinasi pada Sabtu," ujar Kepala Menteri negara bagian Delhi yang terdampak parah pada Jumat 30Â April.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan di bawah ini:
Krisis di India
Ratusan orang terlihat mengantri di seluruh Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat untuk mendapatkan vaksinasi.
Kebakaran di sebuah rumah sakit di sekitar 190 km (115 mil) utara Ahmedabad menewaskan 16 pasien virus corona dan dua staf, kabar yang terbaru dari serangkaian kecelakaan mematikan di rumah sakit.
Di seluruh negeri, kematian akibat COVID-19 melonjak 3.523 selama 24 jam terakhir, menjadikan total korban tewas menjadi 211.853, menurut data kementerian kesehatan.
Jumlah total kasus telah mencapai 19 juta. Ketika gelombang kedua mulai meningkat, India telah menambahkan sekitar 7,7 juta kasus sejak akhir Februari, menurut penghitungan Reuters. Sebaliknya, memakan waktu hampir enam bulan bagi India untuk menambahkan 7,7 juta kasus sebelumnya.
Â
Advertisement
AS Larang Masuk Warga India
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat 30Â April memberlakukan pembatasan perjalanan baru dari India dengan adanya lonjakan COVID-19 di negara tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, pembatasan itu melarang sebagian besar warga negara non-AS dari India memasuki AS.
Pembatasan baru, yang berlaku pada pukul 12:01 pada 4 Mei, dikeluarkan atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Aturan ini juga diberlakukan karena "besarnya dan pandemi COVID-19 di India sedang melonjak," kata Gedung Putih.
Kedutaan Besar India di Washington belum memberikan komentara terkait pembatasan perjalanan itu.