Liputan6.com, New Guinea - Sebuah tim ilmuwan di Australia telah menemukan 'katak cokelat' di hutan daratan rendah New Guinea.
Dikutip dari CNN, Senin (31/5/2021), sejatinya katak pohon dikenal karena kulitnya yang hijau. Namun, karena yang baru ditemukan berwarna cokelat, para peneliti menamakannya 'katak cokelat'.
Baca Juga
"Kerabat terdekat Litoria mira adalah katak pohon hijau Australia. Kedua spesies tersebut terlihat serupa kecuali satu biasanya berwarna hijau, sedangkan spesies baru biasanya memiliki warna cokelat yang indah," kata Paul Oliver dari Center for Planetary Health and Food Security and Musem Queensland saat menggambarkan penemuan tersebut dalam makalah yang ditulis di jurnal Australian Journal of Zoology.
Advertisement
Sebelum terpisah, Australia dan New Guinea pernah menjadi satu selama sebagian besar periode Tersier akhir 2,6 juta tahun yang lalu, tetapi sekarang, New Guinea didominasi oleh hutan hujan sementara sebagian besar Australia bagian utara adalah sabana.
Pernah Ditemukan pada 2016
Pada 2016, ilmuwan Australia menemukan salah satu katak tersebut dan mereka mengira bahwa hewan itu dapat tersebar luas di seluruh New Guinea.
"Karena katak hidup di daerah yang sangat panas dan berawa dengan banyak buaya, semua hal ini menghambat eksplorasi," kata rekan penulis Steve Richards dari Museum Richards Australia Selatan.
"Kami menamai spesies katak Litoria baru ini Mira, yang berarti terkejut atau aneh dalam bahasa Latin, karena merupakan penemuan yang mengejutkan untuk menemukan kerabat yang terlalu tampak dari pohon hijau Austalia yang terkenal dan umum yang hidup di hutan hujan dataran rendah di New Guinea," Kata Oliver.
"Menyelesaikan pertukaran biotik antara dua wilayah ini sangat penting untuk memahami bagaimana tipe habitat hutan hujan dan sabana telah berkembang dan menyusut selama waktu keduanya."
"Perkiraan divergensi spesies baru dalam penelitian kami menunjukkan bahwa pada Pliosen --5,3 hingga 2,6 juta tahun lalu-- masih ada konektivitas antara kedua spesies di habitat tropis dataran rendah di utara Australia dan New Guinea," tambahnya.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement