Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali akan menggelar pameran 2nd Pacific Exposition (PE 2) pada 27-30 Oktober 2021 dengan tema “It’s Pacific Time”.
Acara ini kembali diselenggarakan dengan menengok kesuksesan dari pameran yang pertama di Auckland, Selandia Baru pada tanggal 11-14 Juli 2019 silam.
Advertisement
Perbedaan acara tersebut dengan yang pertama adalah bahwa acara tahun ini diselenggarakan secara virtual akibat pandemi COVID-19.
Pacific Exposition merupakan pameran dagang, investasi dan pariwisata yang secara komprehensif mempertemukan pelaku bisnis dari seluruh negara di kawasan Pasifik termasuk Indonesia, Australia dan Selandia Baru.
Selain pameran, PE 2 juga akan diisi dengan high-level forum yang membahas isu-isu perikanan dan kesehatan. PE 1 berhasil mendatangkan lebih dari 5.000 pengunjung dan mencetak transaksi bisnis sebanyak lebih dari Rp 1,04 triliun.
Acara ini dinilai sebagai salah satu langkah pemulihan ekonomi Indonesia dan kawasan pasifik usai pandemi COVID-19 menghantam sektor pariwisata.
Maka dari itu, acara PE 2 dianggap sebagai upaya pemerintah Indonesia dalam melakukan jumpstart perekonomian di Kawasan Pasifik.
Diharapkan melalui PE 2, negara- negara Pasifik diberikan akses pasar bagi produk-produk unggulan mereka yang selama ini sulit memperoleh pasar internasional.
Pemulihan Ekonomi
Indonesia akan memperoleh manfaat konkret dari pelaksanaan Pacific Exposition karena arus barang dan orang antara Indonesia Timur dengan wilayah tetangga Pasifk terus meningkat.
Pada PE 2, 6 (enam) Provinsi Timur Indonesia yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur juga akan berpartisipasi aktif sebagai wakil dari Indonesia bersama-sama dengan 19 negara Pasifik lain untuk melakukan promosi pariwisata dan perdagangan. Keenam provinsi tersebut secara geografis terletak di kawasan Pasifik.
Di samping itu, kelompok etnis di Provinsi tersebut termasuk dalam kelompok ras Polinesia dan Melanesia, sebagaimana halnya penduduk di kawasan Pasifik.
"Terwujudnya pameran Pacific Exposition adalah untuk membuka akses pasar bagi Kawasan Indonesia Timur yang selama ini dikenal masih tertinggal kemajuan ekonominya, baik dalam bentuk barang maupun jasa seperti pariwisata," kata Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya dalam pernyataannya.
Dengan adanya kedekatan faktor geografis dan budaya, maka ke depan perlu dimanfaatkan untuk mendorong Kawasan Timur Indonesia agar lebih aktif melakukan interaksi di bidang ekonomi dengan negara Pasifik yang merupakan tetangga dekatnya dan memiliki pasar yang cukup besar, dengan GDP total sebesar USD 1,4 triliun.
Advertisement