Dokumen Rahasia Bocor, Thailand Ingin Nakes Diberi Vaksin COVID-19 dari Pfizer

Dokumen rahasia Kementerian Kesehatan di Kerajaan Thailand bocor ke publik. Isinya meminta agar tenaga kesehatan diberikan vaksin Pfizer.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Jul 2021, 10:23 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2021, 15:15 WIB
Thailand Mulai Vaksinasi Covid-19 Sinovac
Petugas kesehatan menunggu untuk menerima vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac, di Institut Penyakit Menular Bamrasnaradura di Bangkok, Thailand, Minggu (28/2/2021). Tenaga medis dan relawan kesehatan menjadi golongan pertama yang menerima vaksin Covid-19 tersebut. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Dokumen rahasia Kementerian Kesehatan di Kerajaan Thailand bocor ke publik. Isinya meminta agar tenaga kesehatan diberikan vaksin Pfizer.

Dilaporkan CNN, Selasa (6/7/2021), dokumen ini telah dikonfirmasi Menkes Thailand Anutin Charnvirakul, meski dibantah pejabat senior Opas Karnkawinpong dari Departemen Pengendalian Penyakit.

Memo interal itu bertuliskan berbagai macam pandangan terkait vaksinasi. Salah satunya adalah agar nakes juga diberikan vaksin Pfizer.

Permintaan itu diberikan oleh para pakar kesehatan prominen di Thailand, termasuk pejabat top dewan kesehatan negara tersebut.

Namun, dokumen itu menyebut ada pejabat yang meminta agar vaksinasi tambahan dengan Pfizer jangan dilakukan. Alasannya, karena takut vaksin Sinovac dianggap tidak efektif.

Mayoritas nakes di Thailand sudah mendapatkan vaksin Sinovac. Menurut studi, dua dosis Sinovac efektif melawan kematian dan gejala parah COVID-19. Anutin juga berkata vaksin Sinovac ampuh melebihi standar.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

IDI Usulkan Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Sinovac Tiga Kali

Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Slamet Budiarto meminta tenaga kesehatan dilakukan tiga kali vaksin Sinovac.

Menurut dia, banyak tenaga kesehatan yang sudah terinfeksi Covid-19 tetap mengalami gejala berat. 

"Kami mengusulkan agar tenaga kesehatan itu dilakukan vaksin yang ketiga, karena banyaknya dokter dan nakes yang sudah terinfeksi dua kali, tapi dia mengalami kesakitan yang sedang dan berat bahkan meninggal dunia," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI melalui virtual, Senin (5/7/2021).

"Vaksin Sinovac tiga kali untuk tenaga kesehatan," kata dia.

Slamet mengungkapkan, bahwa efikasi vaksin Sinovac sebesar 65 persen berbeda dengan World Health Organization (WHO). Dia bingung, mana efikasi vaksin Sinovac yang benar.

"Kita tidak tahu efikasi Sinovac yang sebenarnya versi WHO menyatakan bahwa efikasi ini 51 persen, tapi versi kita 65 persen, Brasil juga 50 persen," ungkap dia.

Maka dari itu, ia mendorong tenaga kesehatan divaksin tiga kali. Dia ingin pelayanan kesehatan berjalan optimal.

"Jadi hemat kami, tenaga kesehatan itu harus kita lindungi karena kalau dalam pelayanan kesehatan sakit otomatis dia tidak bisa melayani pasien dan yang dirugikan adalah pasien. Ini adalah demi kemanusiaan," kata Slamet.

 

Infografis COVID-19:

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya