Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merestui serangan drone di Somalia. Targetnya adalah grup militan Al-Shahab yang terkait Al-Qaeda.
Serangan ini dilaksanakan enam bulan setelah Joe Biden dilantik sebagai presiden AS.
Advertisement
Dilansir The Hill, Rabu (21/7/2021), juru bicara Kementerian Pertahanan AS Cindy King menyebut serangan berlangsung di daerah Galkayo, Somalia. Lokasi itu sekitar 692 kilometer di timur laut ibu kota Mogadishu.
Serangan ini bersifat tunggal dan dilaksanakan oleh U.S. Africa Command (AFRICOM). Pemerintah Somalia ikut berkoordinasi dan berkata serangan terjadi pada 11.05 pagi waktu setempat.
Pihak Pentagon berkata sejauh ini tidak ada korban dari warga sipil.
"Asesmen kerusakan akibat pertepuran masih pending akibat bentrokan yang masih berlangsung antara pasukan Al-Shahab dan pasukan Somalia, namun asesmen awal komando adalah tidak ada warga sipil yang terluka atau terbunuh sebagai hasil dari serangan ini," ujar Cindy King.
Kebijakan Serangan Drone
Pihak pemerintah Somalia berkata serangan dilakukan di negara bagian Galmudug untuk "melindungi komando-komando pemberani dari Tentara Nasional Somalia.
Serangan udara terakhir di Somalia yang dilakukan AS terjadi pada 19 Januari 2021, sehari sebelum Joe Biden dilantik sebagai presiden.
Setelah pelantikan, Joe Biden melakukan peninjauan kebijakan serangan drone dan serangan di luar zona perang konvensional, serta secara sementara membatasi serangan-serangan tersebut.
Hal ditu dilakukan setelah mantan Presiden Donald Trump melonggarkan aturan-aturan serangan drone ketika menjabat.
Pada Maret lalu, jubir Kemhan John Kirby berkata serangan yang dilakukan di luar Afganistan, Suriah, dan Irak harus lebih dahulu dibahas dengan Presiden Joe Biden.
Advertisement