Liputan6.com, Jeddha - Amerika Serikat pada Senin (14/6) mengutuk keras serangan drone tak berawak milik Houthi yang merusak sebuah sekolah di Arab Saudi.
Melansir Arab News, Selasa (15/6/2021) drone bermuatan bahan peledak diluncurkan melintasi perbatasan dari Yaman dan menabrak sebuah sekolah di wilayah Asir, kata Pertahanan Sipil Saudi.
Baca Juga
"Serangan semacam itu mengancam warga sipil, termasuk anak-anak sekolah," kata Biro Urusan Timur Dekat Departemen Luar Negeri, Senin (14/6/2021).
Advertisement
"Kami bergabung dengan negara-negara lain dalam mengutuk serangan itu dan menyerukan kepada Houthi untuk berkomitmen pada gencatan senjata yang langgeng."
Sebelumnya, Duta Besar Prancis untuk Arab Saudi menggambarkan serangan Houthi sebagai aksi "brutal dan keterlaluan".
Dalam sebuah pesan yang diposting di Twitter, Ludovic Pouille menulis, "Terskandal jatuhnya pesawat tak berawak (dimuat) dengan bahan peledak yang diluncurkan oleh Houthi di sebuah sekolah di (Asir)."
"Atas nama Kedutaan Besar Prancis di Riyadh, saya sangat mengutuk serangan (pengecut) yang tidak dapat diterima ini di tempat sipil yang didedikasikan untuk pengetahuan dan pendidikan.”
Menyusul Kecaman dari UEA
Komentar tersebut menyusul kecaman dari UEA, Bahrain, Kuwait dan Parlemen Arab.
Youssef Al-Othaimeen, sekretaris jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mengatakan kegiatan Houthi merupakan kejahatan perang.
Saleh Al-Tuwaijri, sekretaris jenderal Organisasi Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Arab, mengatakan: "Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip hukum humaniter internasional dan konvensi internasional terkait, karena mengancam dan meneror kehidupan sipil."
Serangan itu terjadi ketika milisi yang didukung Iran terus menyerang Arab Saudi dengan drone.
Koalisi Arab mengatakan pada hari Senin bahwa pertahanan udara Saudi mencegat dan menghancurkan drone bermuatan bahan peledak yang diluncurkan ke arah Khamis Mushait.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement