AS hingga Rusia, Ini 36 Negara dengan Kasus Penarikan Medali Olimpiade Terbanyak

Demi memperoleh gelar juara, lima atlet berikut nekat konsumsi obat-obatan yang dilarang di kompetisi.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2021, 20:11 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 20:10 WIB
Olimpiade 2020 - Ilustrasi Medali
Olimpiade 2020 - Ilustrasi Medali (Bola.com/Adreanus Titus)

Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade menjadi ajang yang menginsipirasi, penuh harapan dan tantangan. Ratusan atlet dari berbagai belahan dunia berlomba-lomba unjuk diri demi menunjukkan bahwa dirinya adalah paling terbaik.

Sampai-sampai para atlet harus bekerja cukup keras dan melakukan segala hal untuk bisa mengibarkan benderanya saat pengumuman pemenang. Bukan hanya bakat saja, waktu dan uang juga turut dikorbankan.

Malangnya, di antara mereka ada yang terjebak dalam pemakaian obat peningkat kinerja yang sangat dilarang keras dalam kompetisi. Jika ditemukan atlet telah meraih medali Olimpiade dan terbukti curang. Maka, medali mereka mau tidak mau akan diambil kembali.

Pengalaman seperti ini sudah seringkali dialami berbagai atlet di penjuru dunia. Dikutip dari World Atlas pada Jumat, 30 Juli 2021, berikut daftar negara yang pernah ditarik kembali piala atau medalinya, antara lain:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Rusia

Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)
Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)

Negeri beruang putih ini telah lama menjadi saingan kuat di Olimpiade musim panas dan musim dingin. Meski begitu jumlahnya berbeda tipis antara pemenang dan yang kalah.

Ditambah lagi Rusia juga telah mengembalikan setidaknya 46 medali Olimpiade. Menurut data berbagai sumber, mengatakan jumlah tersebut harusnya lebih tinggi.

Penarikan medali biasanya dijumpai pada skandal doping. Atlet menggunakan obat peningkat performa, seperti steroid, yang dilarang dalam kompetisi. Dengan mengonsumsi obat tersebut, maka atlet lainnya akan merasa dirugikan.

Anehnya, atlet dari Rusia memiliki kebijakan sendiri yang memasok obat-obatan tersebut sekitar tahun 2019. Oleh sebab itu, The World Anti-Doping Agency di Rusia memberi sanksi dengan melarang semua atlet Rusia berkompetisi di semua acara olahraga besar selama empat tahun, mulai tahun 2019.


2. Ukraina

Ukraina
Hiasan di kepala dan bendera Ukraina menambah kecantikan suporter ini yang hadir ketika Ukraina melawan Jerman di Stade Pierre Mauroy, Lille. (12/6/2016). (AFP/Patrik Stollarz)

Tetangga dekat Rusia, Ukraina, juga kehilangan medali karena doping. Antara lain, atlet atletik dari negara ini masing-masing kehilangan tiga medali dari Olimpiade musim panas 2008 dan 2012.

Atlet angkat besi Ukraina, Oleksiy Torokhtiy termasuk atlet yang medali emasnya ditarik pada tahun 2012. Akibat penggunaan steroid terlarang, Turinabol.

Torokhtiy menerima hukuman berupa larangan bertanding selama dua tahun setelah terbukti curang. Parahnya, ia bukan satu-satunya, masih adalagi empat pemenang medali emas lomba angkat besi yang dites positif menggunakan obat terlarang di Olimpiade London.

Bila dijumlah, atlet dari Ukraina telah kehilangan 11 medali Olimpiade pada saat itu.


3. Belarusia

Foto: Hidup Penuh Adu Kekuatan, yang Jatuh Tersungkur Akhirnya Tersingkirhttps://www.liputan6.com/dashboard/articles/create?type=TextTypeArticle#
Wasit memisahkan pemain Hoki Es Rusia Emil Galimov (tengah) usai menjegal pemain depan Belarusia Geoff Platt (kiri) dalam pertandingan babak penyisihan grup A Kejuaraan Dunia Hoki Es Pria IIHF di Latvia, pada 1 Juni 2021. (Foto: AFP/Gints Ivuskans)

Atlet dari Belarusia juga dinyatakan bersalah atas perilaku tidak jujur ​​dalam kompetisi. Mereka mengumpulkan total 11 medali Olimpiade yang diambil kembali pada bidang olahraga lompat tinggi hingga lari dan kano/kayak.

Selama Olimpiade di Rio de Janeiro, semua tim sprint dari Belarus dan Rumania dilarang bertanding karena terbukti memakai doping dalam jumlah besar.


4. Kazakstan

Pesona Atlet Cantik, pada Kejuaraan Dunia Wushu 2015
Atlet Wushu asal Kazakstan, Diana Traize saat beraksi, pada Kejuaraan Dunia Wushu 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu(15/11/2015). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Selama Olimpiade 2008 dan 2012, enam atlet Kazakhstan dinyatakan positif menggunakan steroid. Berarti medali mereka menjadi tidak sah dan harus segera dikembalikan. Namun, mereka bersikeras menolak untuk mengembalikan ke Komite Olimpiade Internasional hingga kini.


5. Amerika Serikat

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Bahkan atlet dari Amerika Serikat telah kehilangan medali Olimpiade mereka. Jika ditotalkan, AS memiliki delapan medali yang dipaksa untuk dikembalikan.

Adalagi kasus yang bikin heboh jatuh pada atlet sepeda terkenal Lance Armstrong. Di tahun 2012, dirinya terbukti memakai obat peningkat performa. Sehingga dirinya harus mengikhlaskan diri dengan penarikan medali perunggunya di The 2000 Summer Olympics di Sydney Australia.

Bukan hanya medali Olimpiadenya yang hilang, tetapi juga banyak gelar Tour de France-nya sampai membuat reputasinya buruk. Armstrong memenangkan tujuh gelar selama bertahun-tahun dan selalu mengaku berkompetisi bebas narkoba.

Semoga ke depannya para atlet bisa berkompetisi secara jujur dan bersih dari pemakaian obat-obatan.

 


32 Negara Lainnya

Ilustrasi Dunia, Negara, Peta
Ilustrasi Dunia, Negara, Peta (Photo by Andrea Piacquadio from Pexels)

5. Bulgaria, sebanyak 7

6. Turki, sebanyak 5

7. China, sebanyak 5

8. Spanyol, sebanyak 4

9. Hungaria, sebanyak 4

10. Uzbekistan, sebanyak 4

11. Swedia, sebanyak 3

12. Armenia, sebanyak 3

13. Moldova, sebanyak 3

14. Jerman, sebanyak 2

15. Rumania, sebanyak 2

16. Azerbaijan, sebanyak 2

17. Korea Utara, sebanyak 2

18. Yunani, sebanyak 2

19. Bahrain, sebanyak 1

20. Kanada, sebannyak 1

21. Irlandia, sebanyak 1

22. Jamaika, sebanyak 1

23. Polandia, sebanyak 1

24. Kuba, sebanyak 1

25. Finlandia, sebanyak 1

26. Georgia, sebanyak 1

27. Italia, sebanyak 1

28. Lituania, sebanyak 1

29. Mongolia, sebanyak 1

30. Britania Raya , sebanyak 1

31. Kirgistan, sebanyak 1

32. Belanda, sebanyak 1

33. Norwegia, sebanyak 1

34. Atlet Olimpiade dari Rusia, sebanyak 1

35. Uni Soviet, sebanyak 1

36. Tim Terpadu, sebanyak 1

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya