Pionir Gerakan Anti-Vaksin Cari Untung dari Jual Vitamin COVID-19 Tak Jelas

Dokter anti-vaksin terkenal di Amerika Serikat, Joseph Mercola, ternyata jualan vitamin COVID-19 yang tak jelas kualitasnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Agu 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2021, 18:35 WIB
Vaksin corona
Vaksin corona sudah tiba di Indonesia dan akan diuji klinis oleh Bio Farma./ cottonbro from Pexels

Liputan6.com, Cape Coral - Dokter anti-vaksin yang terkenal di Amerika Serikat ternyata mencari untung dari menjual vitamin-vitamin tidak jelas untuk menangkal COVID-19. Ia bernama Dr. Joseph Mercola (67) dan postingannya kerap tersebar luas di media sosial Facebook dan Twitter.

Berdasarkan investigasi New York Times, Sabtu (7/8/2021), Dr. Mercola merupakan dokter osteopatik di Florida yang sering dikritik karena mempromosikan treatment yang belum disetujui oleh pakar medis. Sejak pandemi dimulai, ia kerap menyebarkan misinformasi secara online.

Ia bahkan masuk daftar 12 Penyebar Disinformasi (Disinformation Dozen) dari Center for Countering Digital Hate. Di daftar itu, ia ditemani kekasihnya, Erin Elizabeth, yang merupakan pendiri Health Nut News.

Dr. Mercola dinilai jago menggunakan platform digital dan telah merilis lebih dari 600 artikel di Facebook yang menyebarkan keraguan pada vaksin-vaksin COVID-19. Artikel milik Mercola lebih populer ketimbang pihak skeptis lainnya.

Taktik Dr. Mercola tidak terang-terangan menyebut vaksin tidak berfungsi. Apa yang ia lakukan adalah memberikan pernyataan retoris tentang keamanan vaksin dan berdiskusi mengenai studi-studi yang sebetulnya sudah dibantah dokter-dokter lain.

"Mercola adalah pionir dari gerakan anti-vaksin," ucap Kolina Koltai, peneliti dari Universitas Washington yang mempelajari teori konspirasi. "Dia adalah ahli dari mengkapitalisasi periode ketidakpastian, seperti pandemi, untuk menumbuhkan gerakannya"

Dalam menyebarkan konten, Dr. Mercola juga punya strategi tersendiri agar bisa meraih masyarakat luas.

"Dia telah diberikan kehidupan baru di media sosial yang ia eksploitasi dengan ahli dan tanpa ampun untuk menggaet orang-orang ke dalam kuasanya," ujar Imran Ahmed, direktur Center for Countering Digital Hate.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jual Vitamin Tidak Jelas

Dr. Joseph Mercola.
Dr. Joseph Mercola. Dok: Facebook

Dr. Mercola aslinya berasal dari Chicago, namun kini ia berbasis di Florida. Ia membuka praktek swasta pada 1986, kemudian pada 1990-an ia mulai berganti haluan ke obat-obatan alami dan membuka situs Mercola.com untuk berbagi obat dan nasihat medis.

Semakin ia populer, Dr. Mercola malah mulai membuat klaim-klaim tidak benar, atau kebablasan, dalam hal kesehatan. Pernah ia menyebut spring bed memperparah radiasi berbahaya, kemudian ia menjual produk-produk suplemen dan yoghurt organik sebagai pengobatan alternatif.

Pada 2012, ia menjual kasus untuk tanning yang diklaim mengurangi kanker. Akibatnya, ia dilaporkan ke Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission), kemudian ia membayar ganti rugi US$ 2,95 juta ke pelanggan akibat iklan palsu pada 2017.

BPOM AS (Food and Drug Administration) juga pernah mengirimmkan surat peringatan kepada Dr. Mercola karena menjual produk-produk kesehatan yang belum lolos standar pada 2005, 2006, dan 2011.

Kini, ia kembali mempromosikan vitamin-vitamin tidak jelas untuk melawan COVID-19. BPOM AS lantas kembali turun tangan dan menyebut produk jualan Dr. Mercola belum lolos uji dan ditampilkan secara menyesatkan.

Meski banyak kontroversi, Dr. Mercola meraup banyak untung. Pada 2017, ia menyebut hartanya melebihi US$ 100 juta.

Kaget Disebut Penyebar Misinformasi

Kasus Corona AS Tembus Angka 6 Juta
Sejumlah petugas keamanan terlihat sedang bertugas di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 31 Agustus 2020. Jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui angka 6 juta pada Senin (31/8), menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)

Dr. Mercola mengaku kaget dengan branding sebagai penyebar misinformasi. Menurutnya, postingan Facebook miliknya hanya di-like ratusan orang, sehingga tidak berefek ke kampanye vaksinasi pemerintah AS.

"Agak aneh bagi saya bahwa saya dinamakan sebagai superspreader misinformasi #1," ujarnya ke New York Times. Ia juga tidak paham "bagaimana jumlah share yang relatif rendah bisa memicu petaka bagi kampanye vaksinasi Biden bernilai miliaran dolar."

Meski demikian, NY Times menyebut postingan Dr. Mercola kerap diamplifikasi oleh blog-blog lainnya. Para aktivis anti-vaksin lantas menyebarluaskan klaim dari Mercola.

Menurut Crowdtangle, salah satu artikelnya pernah mencapai 400 ribu orang di Facebook.

Ketika ditanya apakah klaimnya tentang COVID-19 itu benar, Mercola memberikan jawaban yang menghindar. Ia berkata hanya membagikan informasi sebagai penulis bidang ilmiah.

Saat ini, kasus Corona COVID-19 di AS sedang melonjak. Pemerintahan Joe Biden berkata virus corona sedang menyerang warga yang belum divaksin.

Infografis COVID-19:

Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya