Liputan6.com, Washington DC - Diana Trujillo datang ke AS dengan hanya mengantongi $300 atau setara dengan Rp 4,3 juta. Ia kemudian melakukan pekerjaan asisten rumah tangga untuk membiayai sekolah. Sekarang, Ia adalah direktur penerbangan Mars Perseverance NASA.
Ketika awak Perseverance NASA berhasil mendarat di Mars pada pekan lalu, Diana Trujillo mengaku butuh beberapa waktu untuk memproses bahwa mereka telah tiba di planet merah.
Baca Juga
"Saya sangat berlebihan memikirkan 'Apa yang terjadi?'," kata insinyur kedirgantaraan itu dalam sebuah wawancara yang dilansir CBS News, Senin (9/8/2021). Kemudian ketika gambar dan video dari Perseverance mulai diputar kembali, hal tersebut menjadi nyata.
Advertisement
"Apakah kita aman? Saya pikir saat menonton gambar tersebut adalah ketika saya benar-benar telah memroses bahwa kami sudah benar-benar mendarat," tambahnya.
Pendaratan tersebut hanya menandai awal dari perhentian Perseverance di Mars. Namun, Trujillo telah memainkan peran sebagai pimpinan dalam misi bersejarah untuk menemukan kehidupan di sana selama beberapa dekade kedepan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berawal dari Mimpi Seorang Anak Kecil
Mimpinya menggapai luar angkasa dan memahami semesta sudah ada sejak Turjillo masih muda dan tinggal di Cali, Kolombia. Orang tuanya bercerai dan sebagai seorang remaja 17 tahun, ia memutuskan berangkat ke Amerika Serikat dengan hanya mengantongi uang $300 (4,3 juta rupiah) dan tidak dapat berbicara bahasa Inggris.
Trujillo bekerja sebagai ART untuk membayar studinya dan bergabung dengan NASA pada tahun 2007.
Trujillo sekarang menjadi bagian dari Jet Propulsion Lab NASA dan bekerja dalam tim yang menciptakan tangan robot yang akan mengumpulkan sampel batu di Mars.
"Memahami jika kita sendirian di alam semesta ini adalah pertanyaan pamungkas," ujarnya. "Saya berharap dalam satu tahun operasi di permukaan Mars, kami dapat segera menjawab pertanyaan itu."
Diana Trujillo menceritakan pengalamannya sebagai seorang imigram memotivasinya untuk selalu memberikan yang terbaik. Terutama saat datang dari negara yang memiliki kesempatan terbatas.
"Saya melihat segala sesuatu yang datang pada saya sebagai peluang," katanya. "Saya tidak melihatnya sebagai, 'Saya tidak percaya saya melakukan pekerjaan ini di malam hari,' atau 'Saya tidak percaya bahwa saya sedang membersihkan kamar mandi sekarang.' Lebih seperti 'Saya senang bahwa saya memiliki pekerjaan dan saya dapat membeli makanan dan rumah untuk tidur'."
"Jadi, saya pikir semua hal itu membuat saya dan bahkan hari ini, membantu saya melihat hidup secara berbeda. Saya melihatnya lebih seperti saya harus hadir pada tiap kesempatan karena setiap kejadian itu penting."
Sebagian alasannya ingin masuk ke bidang luar angkasa adalah untuk membuktikan bahwa beberapa anggota keluarganya salah.
"Saya ingin – terutama laki-laki dari keluarga saya sendiri – untuk mengakui bahwa perempuan dapat menambah nilai,” katanya. “Itu datang dari keinginan untuk memmbuktikan kepada mereka bahwa kita penting," tambahnya.
Bagaimanapun, motivasinya kemudian berkembang sebagai seorang mahasiswa. Ia ingat saat harus mengambil jurusan di University of Florida, ia tidak tahu apa yang ingin dilakukannya. Ketika Trujillo menghadap dekan, ia melihat sebuah majalah dengan gambar astronot perempuan, pesawat luar angkasa, dan Bumi. Dan saat itulah ia memilih teknik kedirgantaraan sebagai jurusannya.
Trujillo menyadari antrean dipenuhi orang-orang yang tidak berbahasa Spanyol atau terlihat seperti orang Hispanik. Ia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang mengantre.
"Itu sangat menakutkan karena Anda sedang mengantre di antrean yang sangat panjang ini dan di setiap langkah, Anda (berpikir), 'Anda tidak seharusnya berada di sini... mengapa Anda ada di sini'," katanya.
Advertisement
Merepresentasikan Kaumnya Hingga Panggilan Trujillo
Sepanjang karir Trujillo, hal serupa terus mengikutinya. Trujillo akan menjadi salah satu dari sedikit orang Latin yang bekerja di bidang sains. Sekarang, ia tahu setiap kali bekerja sebagai direktur untuk Perseverance, ia merepresentasikan lebih dari sekadar dirinya sendiri.
"Saya tahu saya tidak berjalan sendirian di sana," kata Trujillo. "Saya berjalan di sana dan disetiap hal yang saya lakukan saya merepresentasikan negara, budaya, warisan, dan kaum saya. Dan saya harus memberikan yang terbaik setiap saat."
"Saya dapat mengangkat dan memperkuat budaya saya dan semua negara yang berbahasa Spanyol dengan mengirimkan pesan kepada semua orang bahwa kami di sini, kami hadir," tambahnya.
Berdasarkan Student Research Foundation, Hispanik hanya memiliki 8% dari angkatan kerja STEM, di mana perempaun Hispanik hanya terdiri dari 2%. Trujillo percaya bahwa untuk memecahkan langit-langit kaca adalah dengan memiliki lebih banyak panutan.
Hal tersebut memengaruhi keputusannya untuk menjadi pembawa acara siaran berbahasa Spanyol pertama NASA untuk pendaratan planet Kamis lalu. Acara tersebut disebut "Juntos perseveramos," atau "Bersama kita bertekun", dan mengumpulkan lebih dari 2,5 juta penonton di YouTube. Trujillo bahkan mendapat perhatian dari rekan senegaranya dan bintang musik global, Shakira.
"Semakin banyak perempuan, semakin banyak insinyur dan ilmuan Latin di luar sana, semakin banyak peluang yang kita miliki bagi anak-anak untuk memiliki percikan semangat, di mana mereka berkata, 'Saya ingin menjadi itu'," ujarnya.
Trujillo percaya lebih banyak visibilitas orang latin di STEM akan memungkinkan keluarga-keluarga mendorong anggota muda mereka untuk mengikuti langkah itu. Daripada peran stereotip yang ditetapkan untuk diikuti laki-laki dan perempuan.
"Para nenek, ibu dan ayah, paman, sepupu-sepupu, semua orang harus melihat ini," ujarnya. "Dan mereka juga harus melihat seorang perempuan di sana. Jadi, mereka dapat berballik ke generasi muda dan mengatakan ia pun dapat melakukannya, Anda dapat melakukannya."
Trujillo berharap suatu hari nanti ia dapat mencapai luar angkasa, tetapi ia merasakan panggilan khusus untuk membantu membawa lebih banyak perempuan dalam bidang sains dan teknik.
"Hidup selalu memberikan saya kesempatan yang tepat, jadi, kita lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya.
Reporter: Ielyfia Prasetio