Taliban Makin Agresif, Ibu Kota Provinsi Afganistan Berjatuhan

Satu per satu ibu kota provinsi Afganistan dikuasai Taliban.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 07:30 WIB
FOTO: Taliban Tingkatkan Serangan di Afghanistan
Pejuang Taliban berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan di Kota Kunduz, Afghanistan, Senin (9/8/2021). Para militan telah meningkatkan serangan mereka di sebagian besar Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir. (AP Photo/Abdullah Sahil)

Liputan6.com, Jakarta Pasukan Taliban semakin agresif menyusul penarikan mundur pasukan Amerika Serikat. Satu per satu ibu kota provinsi berjatuhan ke tangan Taliban. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Kamis (12/8/2021), totalnya ada sembilan dari 34 provinsi Afganistan yang jatuh ke tangan kelompok pemberontak itu.

Tiga ibu kota yang jatuh ada di provinsi Badakhshan dan provinsi Baghlan di timur laut, serta ibu kota provinsi Farah di bara. Hal ini menambah tekanan pada pemerintah pusat negara itu untuk membendung gelombang kemajuan Taliban.

Humayoon Shahidzada, seorang anggota parlemen dari Farah, mengkonfirmasi kepada Associated Press bahwa ibu kota provinsinya jatuh. Hujatullah Kheradmand, seorang anggota parlemen dari Badakhshan, mengatakan bahwa Taliban telah merebut ibu kota provinsinya.

Seorang pejabat Afghanistan, yang berbicara dengan syarat namanya dirahasiakan, mengatakan ibu kota Baghlan juga jatuh.

Serangan Taliban yang berlanjut membuat pasukan keamanan Afghanistan, yang sekarang sebagian besar berperang melawan pemberontak sendirian, semakin kewalahan.

Pemerintah dan militer Afghanistan belum menjawab permintaan Associated Presss untuk memberikan komentar atas perkembangan baru ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Talibat Rebut Kunduz

FOTO: Taliban Tingkatkan Serangan di Afghanistan
Pejuang Taliban berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan di Kota Kunduz, Afghanistan, Senin (9/8/2021). Para militan telah meningkatkan serangan mereka di sebagian besar Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir. (AP Photo/Abdullah Sahil)

Para pemberontak sebelumnya merebut enam ibu kota provinsi lainnya di negara itu dalam waktu kurang dari sepekan, termasuk Kunduz di provinsi Kunduz, salah satu kota terbesar di negara itu.

Setelah 20 tahun misi militer Barat dan miliaran dolar dihabiskan untuk pelatihan dan menopang pasukan Afghanistan, banyak yang berselisih pendapat sewaktu menjelaskan mengapa pasukan reguler mudah dikalahkan Taliban dan ratusan anggotanya sering melarikan diri dari pertempuran.

Kini, pertempuran yang berlangsung di Afghanistan sebagian besar ditangani kelompok-kelompok kecil pasukan elit dan angkatan udara Afghanistan. 

Keberhasilan serangan Taliban semakin meningkatkan pentingnya usaha untuk memulai kembali pembicaraan yang telah lama terhenti di Qatar yang dapat mengakhiri pertempuran dan menggerakkan Afghanistan menuju pemerintahan sementara yang inklusif. Kelompok pemberontak tersebut sejauh ini menolak untuk kembali ke meja perundingan.

Utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad, Selasa (10/8), mengeluarkan peringatan kepada Taliban bahwa setiap pemerintah yang meraih kekuasaan melalui kekerasan di Afghanistan tidak akan diakui secara internasional.

Puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah utara negara itu untuk menghindari pertempuran yang telah meluas ke kota-kota dan desa-desa mereka. Banyak keluarga mengungsi ke ibu kota, Kabul, dan memilih tinggal di taman-taman dan jalan-jalan dengan sedikit persediaan makanan dan air.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya