Tampil di PBB, Gadis Remaja Jepang Ingin Dunia Bebas Senjata Nuklir

Para remaja dari berbagai negara, termasuk, Jepang tampil di PBB. Mereka meminta agar dunia mengeliminasi senjata nuklir.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Agu 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 16:54 WIB
Foto: Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 Tetap Meriah di Masa Pandemi Covid-19
Penyanyi asal Jepang, Misia tampil saat pengibaran bendera nasional Jepang dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, Jumat (23/7/2021). (Foto: AP/Ashley Landis)

Liputan6.com, Jenewa - Remaja Jepang dari Hiroshima tampil di konferensi PBB secara virtual untuk meminta dunia agar bebas senjata nuklir. Ia merupakan cucu dari korban serangan bom atom Hiroshima-Nagasaki.

Siswi SMA bernama Rio Sasaki itu membahas rasa sakit fisik dan psikologis yang dirasakan neneknya sebagai korban senjata nuklir. Sebagai generasi muda, ia ingin mendorong agar senjata nuklir tak ada lagi di dunia.

"Kita harus mengambil langkah besar menuju eliminasi total senjata-senjata nuklir," ujar Rio, seperti dilaporkan Kyodo, Jumat (13/8/2021).

Rio yang masih berusia 18 tahun itu tidak sendirian. Ia tampil bersama remaja dari Kanada dan Vietnam yang memiliki aspirasi serupa.

"Saya harap dunia merespons ajakan kami," kata Rio.

Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Pelucutan Senjata, Izumi Nakamitsu, memberi sambutan sebelum para remaja ini menyampaikan pandangan mereka.

Izumi mengingatkan bahwa 40 persen warga dunia berusia di bawah 25 tahun dan para pemuda bisa membawa perubahan positif bagi dunia dalam isu pelucutan senjata.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pelucutan Senjata

Menengok Kubah Bom Atom di Hiroshima
Dua pria berjalan di tengah hujan lebat di dekat Kubah Bom Atom di Hiroshima, Jepang barat, Kamis (15/7/2021). Gedung ini dibiarkan begitu saja untuk memperlihatkan efek bom atom. Gedung ini berjarak sekitar 160 meter dari pusat ledakan (hypocenter). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Para remaja yang tampil di PBB secara virtual itu tergabung dalam kelompok remaja SMA yang tiap tahun dipilih untuk mengirimkan pesan terkait nuklir.

Biasanya mereka berbicara di markas PBB di Eropa yang berlokasi di Jenewa, kemudian mengirimkan tanda tangan agar senjata nuklir dimusnahkan.

Namun, tahun ini mereka tak bisa pergi ke Jenewa akibat COVID-19.

Agustus 2021 juga menandakan 76 tahun setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir di Jepang. Serangan AS itu mengakhiri perlawanan Kekaisaran Jepang di Perang Dunia II.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya