Taliban Kuasai Afghanistan, Misi Diplomatik Indonesia Masih Beroperasi

Di tengah ketegangan kekuasaan Taliban, misi diplomatik Indonesia di Kabul dikabarkan masih beroperasi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Agu 2021, 14:03 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 14:03 WIB
Pasukan pemerintah Afghanistan di Provinsi Jowzjan selama serangan Taliban 2021 (wikimedia commons)
Pasukan pemerintah Afghanistan di Provinsi Jowzjan selama serangan Taliban 2021 (wikimedia commons)

Liputan6.com, Jakarta Geliat Taliban di Afghanistan terbilang pesat. Kelompok militan tersebut merebut hampir seluruh Afghanistan hanya dalam kurun waktu seminggu, meskipun miliaran dolar dihabiskan oleh AS dan NATO selama hampir dua dekade untuk membangun pasukan keamanan di negara tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, penilaian militer Amerika memperkirakan langkah Taliban bakal memakan waktu sebulan sebelum ibu kota berada di bawah tekanan pemberontak.

Kini kelompok pemberontak tersebut sudah merambah Kabul dan menduduki istana presiden. Kabarnya tengah dilakukan negosiasi dengan mereka. 

Laporan yang beredar menyebut bahwa para pemberontak berusaha menenangkan penduduk ibu kota, bersikeras para militan anggota mereka tidak akan memasuki rumah orang atau mengganggu bisnis. Mereka juga mengatakan akan menawarkan "amnesti" kepada mereka yang bekerja dengan pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.

"Tidak ada nyawa, harta benda dan martabat yang akan dirugikan dan nyawa warga Kabul tidak akan terancam," kata para pemberontak dalam sebuah pernyataan.

Tetapi ada laporan pembunuhan balas dendam dan taktik brutal lainnya di wilayah negara yang telah direbut Taliban dalam beberapa hari terakhir.

Di tengah ketegangan tersebut, misi diplomatik Indonesia di Kabul dikabarkan masih beroperasi.

"Belum terdapat rencana pemerintah untuk menutup misi tersebut. Misi akan dioperasikan oleh staf esensial, yang terdiri dari unsur diplomat maupun unsur keamanan," ujar KBRI Kabul dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Senin (16/8/2021).

Sementara itu, sejumlah diplomat asing, warga negara asing dan warga di sana telah pergi meninggalkan Afghanistan.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani masuk daftar orang yang meninggalkan negara tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ada 15 WNI di Afghanistan

FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Para diplomat Amerika Serikat telah dipulangkan dari kkedutaan mereka di Afghanistan. (AP Photo/Zabi Karimi)

Pihak KBRI Kabul mengatakan bahwa saat ini terdata ada sejumlah WNI dalam kondisi baik.

"Hingga saat ini terdapat 15 WNI yang telah melaporkan keberadaannya di Afghanistan dan semua dalam kondisi baik dan aman. Mereka antara lain bekerja sebagai ekspatriat, bekerja di Badan PBB dan menikah dengan warga negara setempat," ujar KBRI Kabul dalam pernyataannya.

"Keselamatan dan kesehatan WNI termasuk staf KBRI menjadi prioritas utama," imbuh pihak KBRI lagi.

Selain itu, pihak KBRI Kabul juga menyatakan tengah menyiapkan upaya terbaik untuk para WNI di Afghanistan.

"Mengantisipasi eskalasi situasi, Kemlu dan KBRI Kabul telah adakan town hall meeting secara virtual pad tanggal 14 Agustus 2021 dengan para WNI yang menetap di Afganistan untuk memonitor kondisi dan menjelaskan langkah langkah persiapan evakuasi," papar pihak KBRI.

Saat ini pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan KBRI Kabul terus memantau perkembangan eskalasi keamanan di Afghanistan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya