Taliban Kuasai Istana Presiden, Jerman Setop Bantuan Pembangunan

Jerman menangguhkan bantuan pembangunan ke Afghanistan, setelah Taliban mengambil alih negara itu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Agu 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2021, 09:30 WIB
Begini Suasana Kacau di Bandara Afghanistan
Orang-orang Afghanistan duduk di sepanjang landasan saat mereka menunggu untuk meninggalkan bandara Kabul (16/8/2021). Taliban telah mengambil alih beberapa lokasi penting, termasuk istana presiden. (AFP/Wakil Kohsar)

Liputan6.com, Berlin - Jerman telah menangguhkan bantuan pembangunannya ke Afghanistan setelah Taliban mengambil alih seluruh wilayah negara itu, termasuk istana kepresidenan.

Dilansir dari laman Associated Press, Rabu (18/8/2021) Menteri Pembangunan Jerman, Gerd Mueller mengatakan kepada surat kabar harian Rheinische Post pada Selasa (16/8) bahwa "bantuan pembangunan yang dikelola negara saat ini telah ditangguhkan."

Mueller menambahkan bahwa semua pejabat Jerman dan internasional dari badan pembangunan Jerman, GIZ telah meninggalkan Afghanistan.

Jerman kini juga sedang berusaha untuk mengevakuasi staf lokal di Afghanistan.

Kantor berita Jerman, dpa, melaporkan bahwa hingga saat ini Afghanistan merupakan negara yang paling banyak menerima bantuan pembangunan dari Jerman di dunia.

Badan tersebut melaporkan bahwa pemerintah Jerman telah merencanakan untuk memberikan sekitar 250 juta euro dalam bantuan pembangunan pada 2021, tetapi dana itu belum dikeluarkan.

Bantuan finansial dari Jerman lainnya, yang tidak terkait langsung dengan bantuan pembangunan, akan mencakup dukungan untuk pelatihan polisi atau bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

Tidak diketahui secara jelas total bantuan yang telah diberikan Jerman ke Afghanistan.

Laporan dpa menyebutkan bahwa secara keseluruhan, semua bantuan finansial Jerman untuk Afghanistan bakal bertambah hingga 430 juta euro pada 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bandara Ricuh, Pesawat Pertama Jerman Hanya Evakuasi 7 Orang dari Kabul Afghanistan

Warga Berduyun-duyun Tinggalkan Afghanistan
Penumpang berjalan keluar dari terminal domestik di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Sabtu (14/8/2021). Saat Taliban terus merangsek mengepung ibu kota Afghanistan, hanya ada satu jalan keluar bagi mereka yang melarikan diri dari perang, yaitu bandara internasional Kabul. (AP/Rahmat Gul)

Penerbangan pertama pesawat militer Jerman yang mendarat di Kabul sejak pengambilalihan Taliban, hanya sempat mengevakuasi tujuh orang.

Sedikitnya jumlah orang yang dievakuasi itu dikarenakan kekacauan di bandara Ibu Kota Afghanistan.

Jerman, yang memiliki kontingen militer terbesar kedua di Afghanistan setelah AS, ingin menerbangkan ribuan warga negara ganda Jerman-Afghanistan serta aktivis hak, pengacara dan orang-orang yang bekerja dengan pasukan asing ke luar Afghanistan, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan bahwa pesawat angkut jenis A400M melakukan "pendaratan berbahaya" pada Senin malam (16/8) waktu setempat, dengan tujuan utamanya membawa tentara Jerman untuk mengamankan evakuasi.

"Kami memiliki situasi yang sangat kacau, berbahaya dan kompleks di bandara," kata Kramp-Karrenbauer kepada penyiar ARD.

"Kami hanya punya sedikit waktu, jadi kami hanya membawa orang-orang yang ada di lokasi," terangnya.

Diketahui bahwa ribuan warga di Kabul mulai memadati bandara, berusaha untuk menyelamatkan diri - ketika kelompok militan Taliban, mulai menguasai wilayah di seluruh Afghanistan, termasuk istana kepresidenan negara itu.


Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting

Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya