Jerman Ogah Beri Bantuan Jika Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban

Jerman telah memberikan bantuan kepada Afghanistan 430 juta euro (sekitar 505 juta dolar AS) tahun ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Agu 2021, 16:32 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 16:32 WIB
FOTO: Taliban Tingkatkan Serangan di Afghanistan
Pejuang Taliban berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan di Kota Kunduz, Afghanistan, Senin (9/8/2021). Taliban mengarahkan senjata mereka ke ibu kota provinsi setelah mengambil distrik demi distrik dan petak-petak tanah yang luas di sebagian besar pedesaan. (AP Photo/Abdullah Sahil)

Liputan6.com, Kabul - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan pada Kamis (12/8/2021) bahwa Jerman akan berhenti memberikan bantuan ke Afghanistan jika Taliban mengambil alih kekuasaan di negara itu dan menerapkan hukum Syariah.

"Kami tidak akan memberikan sepeser pun ke Afghanistan ketika Taliban telah sepenuhnya mengambil alih, kata menteri dalam acara pagi yang disiarkan oleh jaringan publik Jerman ARD dan ZDF.

"Terutama jika memperkenalkan hukum Syariah dan mengubah negara ini menjadi kekhalifahan," tambahnya, demikian dikutip dari laman Xinhua, Jumat (13/8/2021).

Dia mengatakan Afghanistan tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan internasional.

Jerman telah memberikan bantuan kepada Afghanistan 430 juta euro (sekitar 505 juta dolar AS) tahun ini.

"Jumlah yang dijanjikan akan diberikan setiap tahun hingga 2024," kata Maas.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Joe Biden Tak Menyesal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, dia tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan, karena Taliban terus membuat kemajuan.

Joe Biden mendesak para pemimpin Afghanistan untuk bersatu dan "berjuang untuk bangsa mereka".

Kekerasan telah meningkat di seluruh negeri karena pasukan pimpinan AS telah ditarik setelah 20 tahun operasi militer, demikian dikutip dari laman BBC.

Taliban telah mengambil setidaknya delapan dari 34 ibu kota provinsi negara itu, dan mengancam lebih banyak lagi.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (10/8), Biden mengatakan AS memenuhi komitmen yang telah dibuatnya ke Afghanistan.

Seperti memberikan dukungan udara jarak dekat, membayar gaji militer dan memasok pasukan Afghanistan dengan makanan dan peralatan.

Joe Biden berkata: "Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri."

The Washington Post mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan ibu kota Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari, berdasarkan penilaian militer AS.

Lebih dari 1.000 warga sipil tewas di tengah pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah dalam sebulan terakhir, menurut PBB.

Badan PBB untuk anak-anak UNICEF ​​memperingatkan minggu ini bahwa kekejaman yang dilakukan terhadap anak dilaporkan "semakin tinggi dari hari ke hari".

Dalam kemajuan besar terbaru mereka, gerilyawan Taliban merebut dua ibu kota provinsi lagi - kota Farah dan Pul-e-Khumri - pada Selasa (10/8).

Para pejabat mengatakan, Taliban telah mengibarkan bendera mereka di alun-alun utama dan di kantor gubernur di Pul-e-Khumri, ibu kota provinsi Baghlan, yang terletak sekitar 200 km (125 mil) dari ibu kota Kabul.

Seorang jurnalis lokal dan anggota dewan provinsi mengatakan kepada BBC bahwa kota barat Farah juga telah jatuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya