Liputan6.com, Jakarta Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah mendarat dan berlindung di Uni Emirat Arab.
Ghani meninggalkan Afghanistan saat Taliban sudah menduduki ibu kota Kabul selama akhir pekan lalu.
Melansir BBC, Kamis (19/8/2021), Kementerian luar negeri UEA mengatakan negara itu menyambut Ghani dan keluarganya dengan alasan kemanusiaan.
Advertisement
Dalam pidato video pada hari Rabu, Ghani membantah melarikan diri dan mengatakan dia pergi untuk mencegah apa yang dia gambarkan sebagai "bencana besar".
"Untuk saat ini, saya berada di Uni Emirate Arab (UEA) agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," katanya.
"Saya sedang dalam pembicaraan untuk kembali ke Afghanistan."
Ashraf Ghani juga mengatakan desas-desus bahwa dia telah melakukan perjalanan ke UEA dengan sejumlah besar uang adalah "sama sekali tidak berdasar" dan merupakan sebuah "kebohongan".
Pria berusia 72 tahun itu telah menghadapi kritik keras dari politisi Afghanistan lainnya karena meninggalkan negara itu.
"Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya dan bangsa juga akan menghakimi," kata Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tuai Kritikan
Presiden AS Joe Biden juga mengkritik pemerintah Afghanistan karena melarikan diri dalam pidatonya pada hari Senin.
Dan kemudian pada hari Rabu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan kepada wartawan bahwa Ghani "bukan lagi seorang tokoh di Afghanistan".
Namun, AS terus merujuk pada "Presiden Ghani", dengan Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa belum ada penyerahan kekuasaan secara resmi.
Dalam video pidatonya, yang disiarkan langsung di Facebook, Ghani mengatakan dia dievakuasi oleh tim keamanannya dari istana kepresidenan dan saat itu ia bahkan menyebut bahwa tak sempat memakai situasinya.
"Peristiwa berlangsung dengan cepat. Saya ingin merundingkan pemerintah inklusif dengan Taliban," katanya, seraya menambahkan bahwa dia mendukung pembicaraan antara Taliban dan mantan pejabat dari pemerintahannya.
Advertisement