Berlindung di UEA, Presiden Ashraf Ghani Tuai Kritikan Usai Tinggalkan Afghanistan

Presiden Ashraf Ghani memutuskan untuk berlindung di UEA.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Agu 2021, 11:34 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 11:27 WIB
Penampilan Perdana Ashraf Ghani Usai Kabur dari Afghanistan
Gambar dari rekaman pesan video yang disiarkan di halaman Facebook Presiden Afghanistan terguling Ashraf Ghani menunjukkan dia berbicara pada 18 Agustus 2021. Ashraf Ghani menegaskan kembali, dirinya keluar dari Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah lebih besar. (FACEBOOK/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah mendarat dan berlindung di Uni Emirat Arab.

Ghani meninggalkan Afghanistan saat Taliban sudah menduduki ibu kota Kabul selama akhir pekan lalu.

Melansir BBC, Kamis (19/8/2021), Kementerian luar negeri UEA mengatakan negara itu menyambut Ghani dan keluarganya dengan alasan kemanusiaan.

Dalam pidato video pada hari Rabu, Ghani membantah melarikan diri dan mengatakan dia pergi untuk mencegah apa yang dia gambarkan sebagai "bencana besar".

"Untuk saat ini, saya berada di Uni Emirate Arab (UEA) agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," katanya. 

"Saya sedang dalam pembicaraan untuk kembali ke Afghanistan."

Ashraf Ghani juga mengatakan desas-desus bahwa dia telah melakukan perjalanan ke UEA dengan sejumlah besar uang adalah "sama sekali tidak berdasar" dan merupakan sebuah "kebohongan". 

Pria berusia 72 tahun itu telah menghadapi kritik keras dari politisi Afghanistan lainnya karena meninggalkan negara itu.

"Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya dan bangsa juga akan menghakimi," kata Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tuai Kritikan

Begini Suasana Kacau di Bandara Afghanistan
Warga Afghanistan berkerumun di landasan bandara Kabul pada 16 Agustus 2021, untuk melarikan diri dari negara itu ketika Taliban menguasai Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dan mengakui pemberontak telah memenangkan perang 20 tahun. (AFP Photo)

Presiden AS Joe Biden juga mengkritik pemerintah Afghanistan karena melarikan diri dalam pidatonya pada hari Senin.

Dan kemudian pada hari Rabu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan kepada wartawan bahwa Ghani "bukan lagi seorang tokoh di Afghanistan".

Namun, AS terus merujuk pada "Presiden Ghani", dengan Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa belum ada penyerahan kekuasaan secara resmi.

Dalam video pidatonya, yang disiarkan langsung di Facebook, Ghani mengatakan dia dievakuasi oleh tim keamanannya dari istana kepresidenan dan saat itu ia bahkan menyebut bahwa tak sempat memakai situasinya. 

"Peristiwa berlangsung dengan cepat. Saya ingin merundingkan pemerintah inklusif dengan Taliban," katanya, seraya menambahkan bahwa dia mendukung pembicaraan antara Taliban dan mantan pejabat dari pemerintahannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya