Dilanda Banjir Bandang Akibat Badai Ida, New York Umumkan Status Darurat

Liputan6.com, New York - Status keadaan darurat telah diumumkan di Kota New York, Amerika Serikat setelah dilanda rekor curah hujan dan banjir bandang akibat Badai Tropis Ida.

Dilansir dari BBC, Kamis (2/9/2021) Wali Kota New York, Bill de Blasio mengatakan kota itu "mengalami peristiwa cuaca bersejarah" dengan "banjir brutal" dan "kondisi berbahaya" di jalan.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan air mengalir ke stasiun kereta bawah tanah dan rumah-rumah penduduk, serta membanjiri jalan. Selain New York, New Jersey juga mengumumkan keadaan darurat dan melaporkan setidaknya satu kematian.

Seseorang tenggelam di Passaic, New Jersey, menurut wali kota setempat, Tornado juga menghancurkan setidaknya sembilan rumah di kawasan Mullica Hill, di negara bagian yang sama. Atap sebuah gedung pos runtuh di Kearny, New Jersey, dengan orang-orang yang masih berada di dalamnya pada saat itu, kata polisi setempat.

Tim penyelamat berada di tempat kejadian, tetapi tidak diketahui jelas berapa banyak orang yang mungkin luka. National Weather Service mengatakan telah mencatat hujan 3,15 inci (8 cm) di Central Park New York dalam satu jam.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Polisi New York pun mendesak warga untuk menjauh dari jalan-jalan dan pemadam kebakaran mengatakan pihaknya menanggapi panggilan darurat dari seluruh kota.

Kereta bawah tanah New York sebagian besar telah ditutup, dan banyak layanan kereta api serta penerbangan dari New York dan New Jersey ditangguhkan karena Badai Ida.

Sisa-sisa Badai Ida telah menuju ke wilayah utara melintasi timur AS, setelah menghantam Louisiana sebagai badai Kategori 4 pada Minggu 29 Agustus. Ratusan ribu rumah di Louisiana kini tanpa listrik dan New Orleans berada di bawah aturan jam malam.

Banyak faktor yang menyebabkan banjir, tetapi pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi di AS.

Dunia telah menghangat sekitar 1,2 C sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah negara-negara di seluruh dunia melakukan pengurangan tajam terhadap emisi.