Dilarang Taliban Sekolah, Gadis Afghanistan Belajar Jahit

Taliban melarang anak-anak gadis Afghanistan untuk sekolah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Okt 2021, 20:25 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 20:25 WIB
FOTO: Cari Dukungan Internasional, Taliban Temui Diplomat Asing di Qatar
Delegasi Taliban Shahabuddin Delawar (kiri), Mullah Abdul Ghani Baradar, dan Khairullah Khairkhwa (kanan) bertemu diplomat asing di Doha, Qatar, Selasa (12/10/2021). Taliban mencari pengakuan serta bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan usai kembali berkuasa di Afghanistan. (KARIM JAAFAR/AFP)

Liputan6.com, Herat - Para gadis-gadis Afghanistan tidak bisa sekolah maupun kuliah selama Taliban berkuasa. Kini mereka pun memilih untuk belajar menjahit. 

Kursus jahit itu ada yang disediakan di Provinsi Herat. Kemampuan menjahit diharapkan menjadi modal agar para gadis Afghanistan bisa mencari nafkah. 

"Ini sudah beberapa bulan kita di rumah karena sekolah-sekolah dan universitas-universitas ditutup. Kita harus mempelajari sebuah profesi atau pekerjaan, karena kita tak bisa duduk saja di rumah," ujar seorang murid bernama Samira Sharifi, seperti dilaporkan Tolo News, Selasa (26/10/2021).

Murid lain bernama Mahmaz Ghulami juga berkata ingin belajar kemampuan untuk membantu keluarganya. Namun, ia masih berharap agar sekolah bisa dibuka

Mayoritas murid di kursus jahit ini adalah murid-murid SMA dan kuliahan. Guru menjahit bernama Laili Sofizada berharap kemampuan menjahit ini bisa membantu ekonomi keluarga para murid di tengah sulitnya keadaan Afghanistan.

"Perlu bagi setiap perempuan untuk belajar menjahit agar membantu dan keluarganya, terutama di situasi ekonomi buruk ini," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hak Belajar dan Berkarier Direnggut

Demo Perempuan Afghanistan Protes Hak Bersekolah
Sejumlah wanita yang berunjuk rasa terlibat adu mulut dengan anggota Taliban di Herat, Afghanistan, Kamis (2/9/2021). Dalam aksi protes yang jarang terjadi ini mereka mengaku siap menerima aturan burqa asal putri mereka tetap bisa bersekolah. (AFP Photo)

Sejak dua bulan terakhir, Tolo News menyebut banyak wanita yang bekerja di institusi pemerintah dan swasta yang kehilangan pekerjaannya. Mereka lantas harus beralih belajar kerajinan tangan dan latihan vokasi.

Departemen Ketenagaakerjaan dan Urusan Sosial di provinsi Herat juga berjanji agar lebih banyak gadis yang ikut pelatihan vokasi.

Masalah hak belajar dan bekerja di Afghanistan masih menjadi topik panas di dunia internasional.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat menuntut bahwa jika Taliban ingin diakui internasional, maka salah satu harganya adalah memulihkan hak-hak perempuan. Namun, hingga kini belum ada kesempatan gadis Afghanistan kembali belajar.


Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya