Liputan6.com, Herat - Para gadis-gadis Afghanistan tidak bisa sekolah maupun kuliah selama Taliban berkuasa. Kini mereka pun memilih untuk belajar menjahit.Â
Kursus jahit itu ada yang disediakan di Provinsi Herat. Kemampuan menjahit diharapkan menjadi modal agar para gadis Afghanistan bisa mencari nafkah.Â
Advertisement
Baca Juga
"Ini sudah beberapa bulan kita di rumah karena sekolah-sekolah dan universitas-universitas ditutup. Kita harus mempelajari sebuah profesi atau pekerjaan, karena kita tak bisa duduk saja di rumah," ujar seorang murid bernama Samira Sharifi, seperti dilaporkan Tolo News, Selasa (26/10/2021).
Murid lain bernama Mahmaz Ghulami juga berkata ingin belajar kemampuan untuk membantu keluarganya. Namun, ia masih berharap agar sekolah bisa dibuka
Mayoritas murid di kursus jahit ini adalah murid-murid SMA dan kuliahan. Guru menjahit bernama Laili Sofizada berharap kemampuan menjahit ini bisa membantu ekonomi keluarga para murid di tengah sulitnya keadaan Afghanistan.
"Perlu bagi setiap perempuan untuk belajar menjahit agar membantu dan keluarganya, terutama di situasi ekonomi buruk ini," jelasnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hak Belajar dan Berkarier Direnggut
Sejak dua bulan terakhir, Tolo News menyebut banyak wanita yang bekerja di institusi pemerintah dan swasta yang kehilangan pekerjaannya. Mereka lantas harus beralih belajar kerajinan tangan dan latihan vokasi.
Departemen Ketenagaakerjaan dan Urusan Sosial di provinsi Herat juga berjanji agar lebih banyak gadis yang ikut pelatihan vokasi.
Masalah hak belajar dan bekerja di Afghanistan masih menjadi topik panas di dunia internasional.
Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat menuntut bahwa jika Taliban ingin diakui internasional, maka salah satu harganya adalah memulihkan hak-hak perempuan. Namun, hingga kini belum ada kesempatan gadis Afghanistan kembali belajar.
Advertisement