Liputan6.com, Enniskilen - Sebuah bom meledak selama kebaktian Hari Peringatan di Enniskillen di County Fermanagh, Irlandia Utara pada 8 November 1987. Ledakan itu menewaskan 11 orang.
Itu adalah jumlah korban tewas tertinggi dalam serangan teroris di Irlandia Utara selama lima tahun terakhir, demikian seperti dikutip dari BBC On This Day, Senin (8/11/2021).
Baca Juga
Setidaknya 63 orang terluka dalam ledakan itu, sembilan di antaranya serius.
Advertisement
Bom meledak tanpa peringatan pada pukul 10.45 GMT di alun-alun kota tempat orang-orang berkumpul untuk memberikan penghormatan kepada korban Perang Dunia II.
Bom itu diyakini disembunyikan di aula terdekat.
Bom menghancurkan salah satu dinding bangunan, menghujani daerah itu dengan puing-puing dan mengubur beberapa orang di beberapa kaki puing-puing.
Korban tewas termasuk tiga pasangan yang sudah menikah, seorang pensiunan polisi dan seorang perawat.
Tiga belas anak termasuk di antara yang terluka.
Ratu Elizabeth II merespons dengan mengirimkan "simpati tulus" kepada orang-orang Enniskillen.
Perdana Menteri Margaret Thatcher mengatakan pemboman itu "benar-benar barbar".
"Ini benar-benar menodai orang mati dan noda pada umat manusia," kata Thatcher.
Kepala Gereja Irlandia, Uskup Agung Robin Eames, yang berada di Enniskillen mengatakan dia "berharap para pembom bisa melihat apa yang telah saya lihat".
Tak ada kelompok yang segera mengaku sebagai dalang insiden, namun kepala polisi Irlandia Utara mengatakan dia tidak ragu bom itu adalah hasil kerja Irish Republican Army atau IRA --kelompok separatis yang menginginkan pemisahan Irlandia Utara dari Inggris.
Enniskillen adalah sebuah kota dengan tradisi militer yang panjang setelah mengirim banyak tentara ke medan perang Perang Dunia Pertama dan Kedua.
Kedekatannya dengan perbatasan dengan Republik Irlandia (negara independen) --sebuah rute pelarian yang siap-- menjadikan kota itu sebagai target yang mudah bagi IRA.
Dalam Konteks
Sebagai buntut dari pemboman itu nada pengampunan ditetapkan oleh Gordon Wilson yang putrinya, Marie, terbunuh dan yang dirinya sendiri terluka dalam serangan itu.
"Saya tidak memiliki niat buruk. Pembicaraan kotor tidak akan menghidupkannya kembali. Dia adalah seorang anak yang hebat," kata Wilson.
Sebuah kelompok bernama Enniskillen Together dibentuk untuk memajukan penyebab rekonsiliasi di daerah tersebut.
IRA kehilangan dukungan di seluruh dunia setelah pemboman.
Pada Hari Peringatan 1997, pemimpin sayap politik IRA, Gerry Adams, secara resmi meminta maaf atas pemboman itu.
Pada bulan Desember 2000, korban terakhir dari bom Enniskillen meninggal.
Ronnie Hill, 68, mengalami koma dua hari setelah terluka dan tidak pernah sadar kembali.
Advertisement