Menlu Retno Marsudi dan Inggris Dorong Peluang Perdagangan Bebas

Menlu Retno Marsudi bertemu Menlu Inggris Liz Truss yang sedang mengunjungi Indonesia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Nov 2021, 14:33 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 14:33 WIB
Menlu Inggris Liz Truss dan Menlu RI Retno Marsudi, Kamis (11/11/2021).
Menlu Inggris Liz Truss dan Menlu RI Retno Marsudi, Kamis (11/11/2021). Dok: Kemlu

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di Jakarta, Kamis (11/11/2021). Banyak isu yang mereka bahas, mulai dari hutan, G20, vaksin, hingga ekonomi. 

Pada awal pidatonya, Menlu Retno mengulang komitmen pemerintah Indonesia di COP26 Glasgow dalam menjaga hutan. Ia menyebut pemerintah sukses mengurangi kebakaran hutan hingga 82 persen dan berhasil menurunkan deforestasi di 2020, meski klaim itu sudah dibantah aktivis lingkungan Walhi, Forest Watch Indonesia, dan Greenpeace.

Isu berikutnya yang dibahas adalah terkait perdagangan bebas. Menlu Retno memuji Inggris sebagai mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia di Eropa, bahkan selama pandemi.

"Inggris adalah mitra terbesar Indonesia di Eropa untuk perdagangan dan investasi, dan meski ada pandemi, hubungan perdagangan dan investasi kita terus berlanjut," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers virtual bersama Menlu Truss.

"Hingga Agustus 2021, perdagangan bilateral telah meningkat hingga 14,69 persen dari periode yang sama tahun lalu," ujarnya.

Menlu Retno pun mendorong agar Joint Economic and Trade Committee (JETCO) bisa terus membuka peluang perdagangan bebas antara kedua negara.

"Kami sepakat untuk mendorong progres Joint Economic and Trade Committee untuk mendiskusikan kemungkinan mendirikan perdagangan bebas atau kesepakatan dagang terbatas dan mempromosikan pengakuan mutual dari standar dan sertifikasi," ujar Menlu Retno.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gejolak Myanmar dan Afghanistan

Pengunjuk rasa anti-kudeta mengeluarkan alat pemadam kebakaran untuk melawan dampak gas air mata yang ditembakkan oleh polisi selama demonstrasi di Yangon, Myanmar, pada 4 Maret 2021.
Pengunjuk rasa anti-kudeta mengeluarkan alat pemadam kebakaran untuk melawan dampak gas air mata yang ditembakkan oleh polisi selama demonstrasi di Yangon, Myanmar, pada 4 Maret 2021. (Foto: AP)

Menlu Retno Marsudi turut menyambut Inggris yang menjadi bagian dari ASEAN Dialogue Partners. Terkait masalah geopolitik, Menlu Retno berkata Inggris dan Indonesia satu suara untuk mendukung perdamaian di Afghanistan. 

Kedua negara sepakat akan terus mendukung rakyat Afghanistan. Isu Myanmar juga menjadi pembahasan. Menlu Retno berharap agar Five Points of Consensus terkait Myanmar bisa diterapkan. 

"Menegaskan signifikansi dari Five Points of Consensus dan memastikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Myanmar," ujarnya. 

Menlu Retno juga mengapreasiasi bantuan COVID-19 dari Inggris selama pandemi corona. Tak lupa, Menlu Retno turut membahas presidensi G20 Indonesia.

"Inklusivitas adalah semangat kunci dari presidensi Indonesia," ujar Menlu Retno. Ia pun menambahkan bahwa isu energi dan digital akan menjadi prioritas utama di G20.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya