Liputan6.com, Washington D.C - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan mendalam tentang negara-negara Afrika selatan yang terisolasi karena varian COVID-19 baru yang dikenal sebagai Omicron.
"Saya sekarang sangat prihatin dengan isolasi negara-negara Afrika selatan karena pembatasan perjalanan COVID-19 yang baru," kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
Dikutip dari laman Anadolu Agency, Selasa (30/11/2021), pernyataannya muncul beberapa hari setelah banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan di Afrika Selatan dan negara-negara Afrika selatan lainnya karena varian Omicon.
Advertisement
Baca Juga
Varian ini pertama kali dilaporkan dari Afrika Selatan pada 24 November, tetapi sejak itu telah ditemukan di banyak negara, termasuk negara-negara Barat.
Guterres memuji pemerintah Afrika Selatan karena mengidentifikasi kemunculan varian Omicron lebih awal dan memperingatkan bahwa tingkat vaksin yang rendah adalah "tempat berkembang biaknya varian".
"Orang-orang Afrika tidak dapat disalahkan atas rendahnya tingkat vaksinasi yang tersedia di Afrika - dan mereka tidak boleh dihukum karena mengidentifikasi dan berbagi informasi ilmu pengetahuan dan kesehatan yang penting dengan dunia," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minta Aturan Larangan Perjalanan Dikaji Ulang
Sekjen PBB meminta "semua pemerintah untuk mempertimbangkan pengujian berulang untuk pelancong, bersama dengan langkah-langkah lain yang tepat dan benar-benar efektif, dengan tujuan menghindari risiko penularan sehingga memungkinkan perjalanan dan keterlibatan ekonomi."
Pekan lalu, ilmuwan Afrika Selatan mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi varian omicron, yang memiliki beberapa mutasi yang dapat membawa risiko infeksi ulang. Kasus ini juga muncul di Botswana dan kemudian di Hong Kong.
Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat menyatakannya sebagai "varian perhatian."
Advertisement