Murid di Seoul Sekolah Hibrid Akibat Lonjakan COVID-19

Murid-murid di Seoul akan kembali melakukan sekolah online untuk mengurangi penyebaran COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Des 2021, 09:15 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 07:00 WIB
Korea Selatan Alami Lonjakan 7 Ribu Lebih Kasus Covid-19
Orang-orang mengantre untuk tes virus corona di klinik skrining sementara di Seoul, Korea Selatan, Jumat (10/12/2021). Otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan lebih dari 7.000 kasus COVID-19 baru untuk ketiga hari berturut-turut pada hari Jumat ini. (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Seoul - Murid-murid di area ibu kota Seoul akan kembali sekolah hibrid mulai Senin, 20 Desember 2021. Kebijakan ini diambil pemerintah untuk meredam penyebaran cepat COVID-19.

Belakangan ini, kasus harian di Korea Selatan sedang naik. Kenaikan itu mulai drastis ketika pemerintah melaksanakan skema "hidup dengan COVID-19" pada awal November lalu.

Berdasarkan laporan Yonhap, Minggu (19/12/2021), sekolah di area Seoul akan kembali melakukan pembelajaran jarak jauh dalam bentuk hibrid. Pembelajaran memadukan sekolah tatap muka dan online.

Kebijakan serupa juga harus diambil oleh sekolah-sekolah di luar Seoul yang memiliki warga sekolah yang ramai.

Berdasarkan aturan, seharusnya anak-anak kelas tiga sampai enam boleh diisi 75 persen. Tapi, otorias pendidikan di Seoul menguranginya jadi 50 persen saja.

Anak-anak kelas satu dan dua SD boleh sekolah dengan full.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Virus Menyerang Anak Sekolah

Kabut Tebal Selimuti Seoul
Sepasang kekasih berfoto selfie di dalam kereta gantung saat bangunan di latar belakang terlihat diselimuti kabut, selama kunjungan ke Menara Namsan pada hari yang tercemar di Seoul, Korea Selatan, Rabu (15/12/2021). (AFP/Anthony Wallace)

Kebijakan sekolah hibrid ini diambil pemerintah karena pasien baru COVID-19 berusia TK hingga SMA sedang naik.

Pada 9-15 Desember 2021, ada rata-rata 869 kasus harian murid sekolah.

Menurut data kementerian kesehatan Korsel, ada total 40.560 kasus usia 0-9 tahun sepanjang pandemi COVID-19. Sebanyak tiga anak meninggal dunia.

Sementara, ada 55.614 kasus usia 10-19 tahun. Tak ada catatan pasien meninggal pada kategori usia ini.

Per Minggu ini, ada 6.236 kasus baru di Korsel. Totalnya, ada 565 ribu kasus positif dan 4.722 pasien meninggal di negara tersebut.


Infografis COVID-19:

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya