Putrinya Positif COVID-19, PM Israel Naftali Bennett Jalani Karantina

Istri dari PM Isreal Naftali Bennett dan anak-anak lainnya dinyatakan negatif COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Des 2021, 16:03 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 16:03 WIB
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara di Bandar Udara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.(Xinhua/JINI/Yossi Zeliger)
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara di Bandar Udara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.(Xinhua/JINI/Yossi Zeliger)

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menjalani karantina pada Minggu (26/12) setelah putrinya dinyatakan positif COVID-19, kata juru bicara kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan.

Istri Naftali Bennett dan anak-anak lainnya dinyatakan negatif COVID-19, tambah pernyataan itu, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (27/12/2021).

Berita Ynet Israel melaporkan bahwa Bennett meninggalkan pertemuan kabinet khusus yang diadakan di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel untuk karantina setelah putrinya yang berusia 14 tahun dinyatakan positif COVID-19.

Menteri Pendidikan Yifat Shasha-Biton juga menjalani karantina pada hari yang sama, Senin 27 Desember.

Bennett sebelumnya juga menjalani karantina pada 14 Desember 2021 setelah seseorang dalam penerbangannya ke Uni Emirat Arab dinyatakan positif COVID-19.

Israel telah mengalami lonjakan kasus COVID-19 setelah penyebaran varian Omicron.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Israel Laporkan Kematian Pertama Akibat COVID-19 Varian Omicron

FOTO: Israel Tutup Lalu Lintas Udara Selama Seminggu
Suasana Bandara Ben Gurion di Lod, Israel, Selasa (26/1/2021). Bandara Ben Gurion terpantau kosong setelah pemerintah menyetujui penutupan semua lalu lintas udara masuk dan keluar selama seminggu dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Oded Balilty)

Sebuah rumah sakit di Israel pada Selasa 21 Desember 2021 mengkonfirmasi kematian pertama yang diketahui di negara itu dari seorang pasien dengan varian Omicron dari COVID-19, tetapi mengatakan ia telah menderita sejumlah kondisi serius yang sudah ada sebelumnya.

Pusat Medis Soroka di Beersheba mengatakan pria itu, berusia enam puluhan, meninggal pada hari Senin, dua minggu setelah dia dirawat di bangsal Virus Corona COVID-19.

Dilansir dari laman Channel News Asia, sebuah pernyataan rumah sakit mengatakan bahwa pasien menderita berbagai penyakit serius.

"Morbiditasnya terutama berasal dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan bukan dari infeksi pernapasan yang timbul dari Virus Corona COVID-19," katanya.


Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel

Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya