, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melarang ekspor batu bara secara sementara. Pemicunya adalah kebutuhan listrik dalam negeri.
Keputusan larangan ekspor batu baraĀ ini dinilai akan berdampak ke empat negara sahabat: China, India, Jepang, dan Korea Selatan.Ā
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan ABC Australia, Kamis (6/1/2022),Ā Indonesia adalah pengekspor terbesar komoditas batu baraĀ denganĀ memperdagangkan sebanyak 40 persen pasokan batu bara di duniaĀ dan di tahun 2020 saja mengirimkan 400 juta ton ke sejumlah negara.
Indonesia akan melarang ekspor batu bara sementara selama bulanĀ Januari, menyebabkan pasokan 30 juta ton batu bara di dunia akan terganggu.
Namun efeknya akan terasa di negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan.
Analis riset senior MineLife, Gavin Wendt, mengatakanĀ meski keputusan Indonesia membuat pasar menjadi kaget, tapi sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkanĀ karena mencerminkan agenda ekonomi nasionalis pemerintah Indonesia.
"Ini Pemerintah yang sangat proaktif dalam melaksanakan undang-undang untukĀ melindungi kepentingan Indonesia," katanya."Kami telah melihatnya diĀ masa lalu, dalam beberapa tahun terakhir,Ā saat Pemerintah Indonesia membatasi dan secara efektif menghentikanĀ ekspor bahan mentah."
"Mereka ingin menghasilkan komponen nilai tambah, tidak hanya menjadi pemasok komoditas mentah untuk ekspor."
Ā
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Australia Siap Ambil Kesempatan?
Keputusan tersebut membuat India dan ChinaĀ dalam keadaan tidak pasti, sementara perusahaan tambang di Indonesia sudah mati-matian berusaha berdialog dengan Pemerintah untuk membatalkan larangan ekspor tersebut.
Kondisi pasokanĀ energi China jugaĀ diperburuk oleh larangan impor batu bara dari Australia, sehinggaĀ China kesulitan mendapatkan impor batu bara berkualitas tinggi.
Gavin mengatakan denganĀ Indonesia yang menangguhkan ekspor batu bara menjadiĀ peluang bagi Australia untuk bisa kembali masuk ke China.
"China mungkin akan menimbangĀ kembali hubungannya dengan Australia, tetapi China seperti yang kita tahu sangat tidak terduga dan tidak semua langkahnya sepenuhnya logis," katanya.
"Saya pikirĀ pasti ada peluang untuk membuka kembali dialog antara China dan Australia mengenai ekspor batu bara termal. IniĀ tergantung pada apakah keadaan seperti ini berlanjut dan apakah sikap Indonesia tetap pada keputusannya saat ini."
Advertisement
Harga Ketidakpastian
Ledakan ekonomi (economic boom) setelah pandemi juga dinilai akan terus berlanjut, dengan pasar energi diperkirakan akan tetap kuat sepanjang tahun 2022.Ā
Alasannya karena masih ada ketidakpastian terkait dengan pasokan batu bara, gas, dan minyak.
"Anda harus ingat, tentu saja, pasar sudah gelisah memasuki tahun baru dari sisi penawaran. [Sementara] permintaan sangat, sangat tinggi," kata Gavin.
"Pasar, pemerintah, dan konsumen sangat mengkhawatirkanĀ penetapan harga karena hal itu berdampak langsung ke kenaikan biayaĀ untuk rumah tangga dan bisnis. Jadi ini masalah yang sangat besar."
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron
Advertisement