Liputan6.com, Jakarta - Kentut sapi atau seperti disebut sebagao emisi bovine, merupakan bagian penting yang mengancam eksistensi bagi manusia.
Baca Juga
Advertisement
Ancaman itu dikenal sebagai perubahan iklim dan didorong oleh berbagai aktivitas manusia di Bumi.
Memelihara ternak untuk daging adalah salah satu kegiatan yang sering luput dari perhatian, namun menyumbang 18 persen dari emisi gas rumah kaca global.
Inilah sejumlah alasan mengapa Anda harus peduli dengan sendawa dan kentut sapi yang berkaitan dengan perubahan iklim, dikutip dari laman globalcitizen, Senin (17/1/2022):
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Kentut Sapi Mengandung Metana
Hal yang paling mengkhawatirkan dari saluran pencernaan sapi adalah metana.
Meskipun karbon dioksida adalah penyebab utama perubahan iklim, metana 84 kali lebih kuat dalam hal memerangkap panas di atmosfer.
Selain itu, emisi metana menyebar ke udara dengan cepat, menciptakan efek pemanasan yang lebih cepat daripada gas rumah kaca lainnya.
Â
Advertisement
2. Kentut Sapi dan Hujan Asam
Secara teknis, sebagian besar emisi juga berasal dari sendawa sapi. Sendawa dan kentut bertanggung jawab atas dua pertiga dari amonia yang dilepaskan ke udara.
Amoniak bersifat racun bagi hewan air, berbahaya bagi tanah yang subur, dan berperan penting dalam mengangkut polutan penyebab hujan asam ke atmosfer.
Â
3. Tak Hanya Kentut, Daging Sapi Punya Jejak Karbon
Daging sapi memiliki jejak karbon lebih besar per pon daripada daging populer lainnya: dua kali lebih besar dari domba, enam kali lebih besar dari babi, dan tujuh kali lebih besar dari ayam.
Menurut sebuah penelitian, memproduksi satu kilogram (2,2 pon) daging sapi memiliki efek yang sama terhadap lingkungan seperti mengendarai mobil sejauh 155 mil.
Advertisement