Liputan6.com, Kabul - Pemerintah Afghanistan meminta bantuan internasional usai terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo 6,1. Jumlah korban meninggal akibat gempa sudah lebih dari 1.000 orang dan setidaknya 1.500 orang terluka.Â
Afghanistan yang kini disebut Emirat Islam sedang dikuasai oleh kelompok Taliban yang merebut kekuasaan lewat kudeta pada Agustus 2020. Sebelum terjadi gempa, negara itu sudah kesulitan keuangan karena terkena sanksi negara-negara Barat, serta tak kunjung mendapat pengakuan internasional.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan BBC, Kamis (23/6/2022), gempa terjadi pada 44 kilometer dari kota Khost, ibu kota Provinsi Khost di tenggara Afghanistan. Provinsi Paktika yang juga berada di wilayah tenggara terkena dampak terparah.Â
Petugas PBB telah berusaha membantu situasi. Upaya evakuasi terhambat oleh hujan deras.Â
Pejabat Taliban mengaku negaranya kesulitan sebab masih terkena sanksi.Â
"Pemerintah sayangnya berada di bawah sanksi jadi secara finansial tidak bisa membantu orang-orang sesuai kebutuhannya," ujar Abdul Qahar Balkhi, pejabat senior Afghanistan.
Namun, pejabat Taliban itu mengaku telah dibantu oleh lembaga internasional, serta sudah ditawarkan bantuan oleh negara-negara asing.
"Lembaga-lembaga bantuan internasional sedang membantu, negara-negara tetangga dan kawasan, dan negara-negara dunia telah menawarkan bantuan yang kita hargai dan sambut," jelas Abdul Qahar Balkhir.
"Bantuan perlu ditingkatan ke skala yang sangat besar karena ini adalah gempa bumi besar yang tidak dirasakan selama puluhan tahun," lanjutnya.
Jumlah pasti korban bencana masih belum diketahui. Helikopter juga sudah dikerahkan untuk mengangkut para pasien ke rumah sakit. Warga di kota Sharan di Paktika juga terpantau mengantre untuk memberikan donor darah.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gempa Dirasakan Negara Tetangga
Pada laporan sebelumnya, BBC melaporkan gempa telah menewaskan sedikitnya 250 orang, sebelum jumlah korban mencapai 1.000.
Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang di atas tandu, puing-puing, dan rumah yang hancur di Provinsi Paktika akibat gempa Afghanistan terkini itu.
Seorang pejabatmer peintah setempat mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi Afghanistan itu lebih dari 250 dan kemungkinan akan meningkat. Lebih dari 150 orang lainnya dilaporkan terluka.
Gempa bumi itu terjadi sekitar 44 km (27 mil) dari tenggara Kota Khost.
Getaran gempa dilaporkan terasa di lebih dari 500 km Afghanistan, Pakistan dan India, menurut Pusat Seismologi Mediterania Eropa, dikutip oleh Reuters.
Pusat Seismologi tersebut mengatakan bahwa para saksi telah melaporkan merasakan gempa di ibu kota Afghanistan, Kabul, serta ibu kota Pakistan, Islamabad.
"Sayangnya, tadi malam ada gempa bumi hebat di empat distrik di Provinsi Paktika, yang menewaskan dan melukai ratusan warga negara kami dan menghancurkan puluhan rumah," cuit juru bicara pemerintah Bilal Karimi.
"Kami mendesak semua lembaga bantuan untuk mengirim tim ke daerah itu segera untuk mencegah bencana lebih lanjut."
Advertisement
Paling Mematikan dalam 2 Dekade
Gambar-gambar menunjukkan tanah longsor dan rumah-rumah yang dibangun dari lumpur di Provinsi Paktika timur, di mana tim penyelamat berjuang untuk merawat yang terluka.
Di daerah terpencil, helikopter telah mengangkut korban ke rumah sakit.
Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada mengatakan ratusan rumah hancur dan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.
Wakil Menteri untuk Manajemen Bencana Sharafuddin Muslim mengatakan jumlah korban yang banyak menjadikan bencana ini sebagai gempa yang paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade.
"Setiap jalan yang Anda lalui, Anda mendengar orang-orang berduka atas kematian orang yang mereka cintai. Rumah-rumah hancur," kata seorang jurnalis lokal di Provinsi Paktika yang dilanda bencana alam parah kepada BBC.
Gempa bumi cenderung menyebabkan kerusakan yang signifikan di Afghanistan, di mana tempat tinggal di banyak daerah pedesaan tidak stabil atau dibangun dengan buruk.