Liputan6.com, Brussels - Para pemimpin NATO mengakhiri pertemuan yang berlangsung selama tiga hari di Madrid pada Kamis (30/6). Aliansi kemanan negara-negara Barat itu akan memperkuat pertahanannya terhadap ancaman agresi Rusia, memperingatkan sejumlah tantangan global yang ditunjukkan China, serta mengundang negara netral, Filandia dan Swedia, untuk bergabung dengan persekutuan pertahanan itu.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut KTT itu sebagai momen bersejarah.
Baca Juga
“Terakhir kali NATO menyusun pernyataan misi baru adalah 12 tahun lalu,” kata Biden, mengacu pada dokumen yang juga dikenal sebagai Konsep Strategis aliansi tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (3/7/2022).
Advertisement
“Saat itu, Rusia digambarkan sebagai mitra dan China tidak disebut (dalam dokumen konsep strategis). Dunia sudah berubah, berubah banyak sejak itu, dan NATO juga berubah. Pada KTT ini kami mengarahkan aliansi kami untuk menghadapi ancaman langsung dari Rusia terhadap Eropa, dan tantangan sistemik dari China terhadap tatanan dunia. Dan kami telah mengundang dua anggota baru untuk bergabung dengan NATO,” tambah Biden.
Biden mempertegas bahwa perang yang dilancarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina telah memperkuat NATO.
“Dia berusaha memperlemah kita, berharap agar tekad kita akan dipatahkan tetapi dia sekarang memperoleh hal yang dia tidak inginkan,” kata Biden. “Dia ingin terjadi 'Finlandisasi' pada NATO. Namun yang ia dapat adalah 'NATO-isasi dari' Finlandia.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanggapan Rusia
Pada kesempatan terpisah pada Rabu (29/6), Putin mengecilkan makna dari rencana perluasan aliansi Barat tersebut.
“Dengan Swedia dan Finlandia, kami tidak punya masalah seperti dengan Ukraina. Mereka ingin bergabung dengan NATO, silakan,” kata Putin kepada televisi Rusia.
“Tetapi mereka harus paham bahwa sebelumnya tidak ada ancaman, sementara sekarang, jika pasukan dan sarana militer dikerahkan di sana, kami harus menanggapinya dengan tindakan serupa dan menciptakan ancaman yang sama untuk teritori dari mana ancaman terhadap kami berasal,” ujar Putin.
Sebagai bagian dari rencana dari perluasannya, para pemimpin NATO sepakat melaksanakan peningkatan besar-besaran dari pengerahan pasukan di seluruh Eropa.
Sekitar 300.000 pasukan akan ditempatkan dalam kondisi siaga tinggi di seluruh benua itu mulai tahun depan untuk mempertahankan adanya kemungkinan serangan militer yang dikerahkan Moskow terhadap salah satu anggota dari aliansi tersebut, yang Sekretaris Jenderal NATO gambarkan sebagai krisis keamanan paling serius sejak Perang Dunia II.
Advertisement
NATO: Rusia Ancaman bagi Keamanan Eropa dan Atlantik
Para pemimpin NATO melabeli Rusia sebagai ancaman bagi keamanan mereka ketika mereka merombak pertahanan aliansi itu sebagai tanggapan atas perang terhadap Ukraina, kata Kepala NATO Jens Stoltenberg.
"Kami akan menyatakan dengan jelas bahwa Rusia menimbulkan ancaman langsung bagi keamanan kami," kata Stoltenberg, menjelang peluncuran cetak biru strategis NATO, seperti dikutip dari MSN News, Sabtu (2/7/2022).
Perang Ukraina menjadi fokus KTT NATO di Madrid pekan ini.
Sekutu NATO akan terus memasok Ukraina dengan senjata dalam perangnya melawan Rusia selama diperlukan, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz di Madrid pada hari Rabu.
"Adalah baik bahwa negara-negara yang berkumpul di sini tetapi banyak negara lain juga, memberikan kontribusi mereka sehingga Ukraina dapat mempertahankan diri - dengan menyediakan sarana keuangan, bantuan kemanusiaan, tetapi juga dengan menyediakan senjata yang sangat dibutuhkan Ukraina," kata Scholz kepada wartawan saat ia tiba untuk hari kedua KTT NATO.
Presiden UKraine Volodymyr Zelensky mengatakan kepada para pemimpin NATO dalam pidato khusus bahwa Ukraina membutuhkan senjata modern dan lebih banyak bantuan keuangan dalam perangnya melawan invasi Rusia.
"Kita perlu mematahkan keunggulan artileri Rusia ... Kami membutuhkan sistem yang jauh lebih modern, artileri modern," kata Zelensky kepada KTT NATO di Madrid melalui tautan video.
Dia menambahkan bahwa dukungan keuangan "tidak kalah pentingnya dengan bantuan dengan senjata"..."Rusia masih menerima miliaran setiap hari dan menghabiskannya untuk perang. Kami memiliki defisit miliaran dolar, kami tidak memiliki minyak dan gas untuk menutupinya," kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa Ukraina membutuhkan sekitar US$ 5 miliar per bulan untuk pertahanannya.