Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Rabu (24 Agustus) menyebut peringatan enam bulan dimulainya perang Rusia di Ukraina sebagai "tonggak yang menyedihkan dan tragis."
Guterres membuat komentar selama pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB di New York untuk menandai peringatan invasi Rusia ke tetangganya pada 24 Februari.
Baca Juga
Dikutip Channel News Asia, Kamis (25/8/2022), Sekjen PBB menggambarkan enam bulan konflik "menghancurkan".
Advertisement
"Konsekuensi dari perang yang tidak masuk akal ini dirasakan jauh di luar Ukraina," kata Guterres, merujuk pada dampaknya terhadap harga pangan dan bahan bakar.
"Jika kita tidak menstabilkan pasar pupuk pada tahun 2022, maka tidak akan ada cukup makanan pada tahun 2023," sekjen memperingatkan.
Guterres mengatakan dia tetap "sangat prihatin" tentang aktivitas militer di sekitar pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan, pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa.
"Lampu peringatan menyala," katanya.
"Setiap eskalasi situasi lebih lanjut dapat mengarah pada penghancuran diri. Keamanan pabrik harus dipastikan, dan pabrik harus dibangun kembali sebagai infrastruktur sipil murni," tambahnya.
Pabrik itu diduduki oleh pasukan Rusia dan diancam oleh penembakan, yang oleh Moskow dituduhkan kepada Kyiv.
Permintaan Zelenskyy
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang berbicara dalam pertemuan itu melalui tautan video, mengatakan kepada PBB bahwa Rusia "harus menghentikan pemerasan nuklir tanpa syarat" dan "mundur sepenuhnya" dari pabrik.
"Eropa dan wilayah tetangga menghadapi ancaman polusi radiasi. Ini adalah fakta," kata Zelenskyy dalam sesi yang diminta oleh Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, keberatan Zelenskyy diizinkan berbicara.
Dia mengatakan dia tidak menentang partisipasi pemimpin Ukraina, tetapi fakta bahwa dia tidak hadir secara langsung.
Dewan beranggotakan 15 orang itu memberikan suara 13 banding satu untuk mengizinkan Zelenskyy berbicara, dengan China abstain.
Advertisement
Amerika Serikat Ingatkan Potensi Serangan Rusia ke Infrastruktur Ukraina
Amerika Serikat pada Selasa (23/8) memperingatkan bahwa Rusia meningkatkan upaya-upaya untuk meluncurkan serangan terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Pesan yang diposting Kedutaan Besar AS di Kyiv itu mengikuti peringatan serupa dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengenai kemungkinan tindakan Rusia terhadap Ukraina bertepatan dengan Hari Kemerdekaan negaranya.
“Serangan Rusia di Ukraina terus menjadi ancaman bagi rakyat sipil dan infrastruktur sipil,” kata Kedutaan Besar itu seraya menambahkan bahwa warga negara AS harus meninggalkan Ukraina jika bisa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (24/88/2022).
Rabu (24/8) menandai 31 tahun sejak Ukraina memperoleh kemerdekaan dari pemerintah Soviet, serta enam bulan sejak Rusia melancarkan perangnya di sana. Di tengah-tengah peringatan itu, Kyiv membatalkan perayaan Hari Kemerdekaan.
Ancaman Serangan Rusia
Presiden Polandia Andrzej Duda, Selasa (23/8) berkunjung ke Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan Zelenskyy dan pejabat lainnya mengenai bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan untuk Ukraina.
Kepala kantor presiden, Pawel Szrot, mengatakan kepada wartawan bahwa para pemimpin kedua negara bertetangga ini juga akan membahas “bagaimana Polandia secara politik dapat ikut membujuk negara-negara lain agar membantu.”
Di tempat lain di negara itu, militer Ukraina, Selasa (23/8) mengatakan bahwa pasukan Rusia melancarkan serangan udara dan artileri baru di kawasan Zaporizhzhia. Pertempuran di kawasan itu telah menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu.
Advertisement