Takjub, Ibu Asal India Selamatkan Putranya dari Serangan Harimau dengan Tangan Kosong

Seorang ibu melawan harimau dengan tangan kosong untuk menyelamatkan putranya yang berusia 15 bulan di India.

oleh Resha Febriyana Putri diperbarui 08 Sep 2022, 20:40 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 20:40 WIB
Ilustrasi harimau Sumatera
Ilustrasi harimau Sumatera (dok.pixabay/Jolenka)

Liputan6.com, Madhya Pradesh - Seorang ibu di India melawan seekor harimau dengan tangan kosong untuk menyelamatkan anak balitanya dari rahang harimau tersebut, kata seorang pejabat.

Archana Choudhary melangkah keluar dari rumahnya di negara bagian Madhya Pradesh pada hari Minggu malam saat anak laki-lakinya yang berusia 15 bulan ingin buang air.

Seekor harimau yang diyakini tersesat dari Cagar Alam Harimau Bandhavgarh di dekatnya menerkam mereka, ujar pejabat setempat Sanjeev Shrivastava kepada AFP.

Harimau itu menyerang dan mencoba menancapkan giginya ke kepala anak itu tetapi sang ibu segera menyelamatkannya, katanya.

Harimau itu terus mencoba untuk merenggut anak laki-laki tersebut sampai penduduk desa setempat mendengar teriakannya dan bergegas membantu sang ibu.

Kabar yang dimuat Daily Times menyebut ia berjuang selama sekitar 20 menit dan menyelamatkan putranya dari rahang harimau. 

Mendengar suara perjuangan yang berlangsung selama kurang lebih 20 menit ini, warga pemukiman tersebut meraih tongkat, harimau pun berlari menuju hutan.

Kemudian sang ibu dan anaknya dilarikan ke rumah sakit.

"Dia telah dirawat di rumah sakit. Dia sudah keluar dari bahaya dan pulih. Bayinya juga baik-baik saja," ucap Shrivastava.

Sang ibu menderita luka pada paru-paru dan perutnya, sementara balita itu mengalami luka dalam di kepalanya.

Surat kabar Times of India mengatakan bahwa operasi pencarian sedang berlangsung untuk mendorong harimau kembali ke wilayahnya. Penduduk desa telah dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah pada malam hari.

 

Meningkatnya Harimau Liar

Ilustrasi harimau di India
Ilustrasi harimau di India (thewildlifeofindia)

Surat kabar tersebut pernah melaporkan bahwa seekor harimau membunuh seorang pria di depan istri dan tetangganya di Cagar Alam Harimau Sunderbans.

Meningkatnya konflik manusia-hewan telah terlihat di seluruh Asia Selatan, karena semakin banyak lahan hutan yang hilang akibat ekspansi perkotaan.

Berdasarkan data pemerintah setempat, hampir 225 orang terbunuh dalam serangan harimau antara tahun 2014 dan 2019 di India. Lebih dari 200 harimau dibunuh oleh pemburu liar atau disetrum antara tahun 2012 dan 2018, menurut data penelitian.

Pada tahun 2018, seorang pemburu kontroversial membunuh seekor harimau betina yang disalahkan atas lebih dari puluhan serangan fatal di India.

India merupakan rumah bagi sekitar 70% harimau di dunia dan populasi harimau diperkirakan mencapai 2.967 ekor pada tahun 2018.

Pada tahun 2019, India mengumumkan jumlah harimau liar telah meningkat 33% dalam empat tahun meskipun terjadi peningkatan risiko dengan manusia.

Lindungi Buah Hati Tuli dari Bullying, Ini yang Dilakukan Ibu Asal Kediri

Bawera Samudera Aksama penyandang Tuli dari Kediri. Foto: Dok Pribadi.
Bawera Samudera Aksama penyandang Tuli dari Kediri. Foto: Dok Pribadi.

Selain perjuangan ibu di India, seorang ibu asal Kediri ini juga lindungi anaknya yang bekebutuhan khusus.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) acap kali mendapat perundungan atau bullying dari teman-temannya.

Hal ini juga dialami oleh Bawera Samudera Aksama, bocah penyandang Tuli dari Kediri, Jawa Timur.

Menurut sang ibu, Rokhmiatul Anisa (51), kondisi anak disabilitas memang tak luput dari bullying. Ia bukan satu-satunya orangtua dari anak disabilitas yang menghadapi isu perundungan.

“Mau teman, mau bukan teman, mau saudara, pasti ada yang mem-bully-nya,” kata Anisa kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara, Rabu (31/8/2022).

Ia pun memberikan beberapa contoh perundungan yang pernah dialami sang anak. Menurutnya, kondisi Tuli tak membuat putranya mengurung diri di rumah. Bawera tetap gemar bermain di luar dan cenderung berani kemana-mana sendiri.

Suatu ketika, bocah kelahiran 5 Oktober 2011 itu pergi bermain seperti biasa, tapi ketika pulang ke rumah, mulutnya sudah penuh dengan tanah dan lumpur.

“Nah seperti itu kondisi yang pernah dialami Bawera, dibully teman-temannya sampai seperti itu. Pernah juga pulang bermain pedal sepedanya rusak, bannya robek, hal seperti itu sering kali terjadi.”

Sebagai orangtua, Anisa selalu menguatkan hati ketika anaknya dirundung. Ia pun membagikan tips agar terhindar dari perundungan.

“Agar terhindar dari bullying saya memaksimalkan potensi yang ada dalam diri Bawera. Saya selalu memotivasi bahwa Bawera memiliki nilai tambah dalam dirinya.”

Nilai tambah itu kemudian diasah dengan memfasilitasi bakat yang dimiliki Bawera.

Selengkapnya di sini...

Sentuhan Ibu Jadi Kunci Perkembangan Anak

DPR Usulkan Cuti Hamil Jadi 6 Bulan dalam RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak
Ilustrasi ibu menemani bayinya bermain. (Sumber foto: Pexels.com)

Stimulasi yang diberikan kepada bayi sangat penting terhadap tumbuh kembang otaknya. 

Perkembangan otak bayi bisa berkembang dengan optimal jika didukung dengan baik. Peran orang tua sangat penting dalam memberi semua hal.

Mulai dari nutrisi makanan, perawatan, hingga hal sederhana seperti sentuhan lembut.

Pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi, termasuk sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Merupakan waktu yang tepat untuk memaksimalkan tumbuh kembang dan menstimulasi perkembangan otak bayi. 

Di waktu ini, otak bisa berkembang hingga 80 persen dari kapasitas otak dewasa. Perkembangan otak bayi biasanya dimulai saat usia kehamilan 6 minggu. 

Pada trimester kedua, semakin banyak terbentuk hubungan antarsaraf dan jaringan otak. Saat memasuki trimester ketiga, otak berada pada perkembangan yang paling pesat, terutama pada sistem motoriknya.

Janin akan mulai lebih banyak bergerak pada trimester ini dan perkembangan otaknya pun akan terus berlanjut sampai ia lahir.

Menstimulasi otak si kecil sedini mungkin dapat membantu mengembangkan keterampilannya dalam berbicara, bergerak, mendengar, berpikir, memecahkan masalah, dan mengatur emosi. 

Jika melibatkan banyak interaksi dengan Bunda, hal ini juga dapat mempererat ikatan dengan si kecil lho. Ada beragam cara menstimulasi otak si kecil, salah satunya bisa dilakukan saat momen bermain bersama.

Selengkapnya di sini...

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya