Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang melakukan perjalanan ke Australia untuk melakukan pembicaraan dengan sejawatnya Anthony Albanese, mengatakan, Jumat (21/10), bahwa ia ingin meningkatkan kerja sama militer dan energi antara kedua negara di tengah keprihatinan bersama mereka tentang China.
Kishida mengatakan ia berharap dapat memperbarui pakta keamanan bilateral 2007 mereka untuk memperhitungkan kemajuan yang telah mereka buat dan mempromosikan lebih lanjut kemitraan mereka, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (22/10/2022).
Baca Juga
5 Pernyataan Erick Thohir, Minta Maaf Timnas Indonesia Kalah dari Jepang dan Harap Menang Lawan Arab Saudi
Jepang Berencana Pakai Trem Otonom Buatan China untuk Angkut Wisatawan ke Kaki Gunung Fuji
Turis Amerika Iseng Garuk Nama di Gerbang Kuil Jepang, Berujung Ditangkap Polisi dan Repotkan Kedutaan Besar
Ekspor gas alam cair dan batu bara Australia adalah kunci bagi pasokan energi yang stabil untuk Jepang yang langka sumber daya, dan Kishida mengatakan ia berharap dapat membahas masa depan sumber daya Jepang dan stabilitas energi dengan Anthony Albanese.
Advertisement
“Bagi Jepang, Australia adalah negara penting tempat kami berbagi nilai-nilai universal, seperti kebebasan dan demokrasi, serta manfaat strategis, dan merupakan negara penting dari sudut pandang sumber daya dan energi,'' kata Kishida sebelum naik pesawat untuk penerbangannya ke Perth.
“Australia adalah mitra strategis khusus kami,” kata Kishida. Ia menambahkan bahwa Australia adalah anggota kunci dari dialog Quad yang juga mencakup AS dan India, dan didirikan untuk membahas masalah keamanan dan ekonomi regional sebagai tanggapan terhadap pengaruh China yang semakin besar.
Jepang dan Australia, keduanya sekutu AS, memiliki visi yang hampir sama untuk keamanan regional dan Jepang berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Australia.
Kedua pemimpin kemungkinan berencana mengeluarkan deklarasi baru tentang kerja sama keamanan yang akan memperkuat pakta 2007 untuk dekade berikutnya, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang yang berbicara dengan syarat namanya dirahasiakan.
Pakta Perdamaian dan Stabilitas
Pakta tersebut mengikat kedua negara untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas regional dan global serta kerja sama dalam kontraterorisme dan membangun kembali Irak setelah perang tahun 2003.
Kishida dan Albanese juga akan mempertimbangkan lebih lanjut upaya mengimplementasikan Perjanjian Akses Timbal Balik, sebuah pakta keamanan yang dicapai Kishida pada Januari dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison yang menghilangkan hambatan untuk mengadakan latihan militer bersama di kedua negara, kata para pejabat.
Di tengah meningkatnya keagresifan China di kawasan itu, Jepang telah memperluas kerja sama militernya dalam beberapa tahun terakhir selain dengan sekutu satu-satunya, AS, dan menjalin hubungan dekat terutama dengan Australia. Tokyo juga telah mengembangkan hubungan pertahanan dengan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik dan Eropa.
Advertisement
Perbincangan dengan Albanese
Kishida, setelah kedatangannya pada Jumat malam di Perth, akan mengadakan pembicaraan dengan Albanese pada hari Sabtu sebelum ia bertemu dengan perwakilan bisnis Jepang dan Australia, mengunjungi fasilitas yang terkait dengan energi hijau dan bertemu dengan warga Jepang sebelum kembali ke Jepang pada Sabtu malam, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.
Pejabat Jepang juga mencatat pentingnya pertemuan Kishida di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat, yang mengekspor sebagian besar gas alam cair (LNG) negara itu. Kedua pemimpin juga akan membahas kerjasama dalam sumber-sumber energi lain seperti amonia dan hidrogen, kata mereka.
Jepang bergantung pada Australia untuk hampir 40% LNG-nya. Jepang berusaha mati-matian untuk mengamankan pasokan energi yang stabil di tengah gangguan global akibat perang Ukraina.