Kedubes Iran di Jakarta Rilis Kronologi Serangan ISIS ke Masjid Syiah Shahcheragh

Kedutaan Besar Iran di Jakarta mengeluarkan pernyataan resmi pada Rabu (2/11/2022) terkait kronologi insiden serangan di masjid Syiah.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 02 Nov 2022, 14:04 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 13:34 WIB
Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Shiraz - Pada Rabu 26 Oktober 2022 malam, teroris bersenjata dilaporkan menembaki para peziarah dan jemaah dengan senapan Kalashnikov setelah memasuki kompleks Haram Suci Shahcheragh (sebelumnya disebut Shahcheragh ) di Kota Shiraz, Provinsi Fars, Iran.

Perihal tersebut, Kedutaan Besar Iran di Jakarta mengeluarkan pernyataan resmi pada Rabu (2/11/2022) terkait kronologi insiden tersebut.

Dalam pernyataan tersebut, menurut statistik yang diumumkan oleh pihak berwenang di Provinsi Fars, 15 warga Iran kehilangan nyawa dan lebih dari 30 lainnya terluka. Ada beberapa wanita dan tiga anak di antara para syuhada serangan teroris ini.

Salah satu dari anak-anak itu, bernama Artin Seraidaran, yang menderita luka-luka, kehilangan ayah, ibu dan saudara laki-lakinya selama serangan teroris mematikan itu.

Melalui sebuah pernyataan, kelompok teroris ISIS (Daesh) mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris tersebut. Namun, penyelidikan mengenai afiliasi teroris, kebangsaannya, motif di balik serangan teroris dan masalah kompleks lainnya yang terkait dengan tindakan tersebut serta kemungkinan peran aktor lain sedang berlangsung.

Dalam peristiwa ini seorang anggota ISIS berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan Iran dan pelaku kedua sudah ditangkap.

Mengutip Al Jazeera, disebutkan bahwa serangan yang terjadi di Masjid Shahcheragh pada Rabu malam, dilakukan oleh tiga pria bersenjata yang memasuki masjid syiah.

Sedikitnya 15 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka dalam serangan terhadap tempat suci, masjid syiah di Kota Shiraz, Iran selatan, menurut kantor media pemerintah negara itu, IRNA.

Dua dari penyerang telah ditangkap, dengan satu di antaranya masih dalam pelarian.

Nour News, outlet media yang berafiliasi dengan negara Iran, sebelumnya melaporkan bahwa para penyerang bukanlah warga negara Iran.

Dikecam

Ilustrasi bendera Iran (pixabay)
Ilustrasi bendera Iran (pixabay)

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk serangan teroris di kompleks Haram Suci Shahcheragh (as) dan menyatakan simpati kepada keluarga para korban. Dalam pernyataan terpisah, pihak berwenang dan pejabat dari berbagai negara dunia (44 negara hingga sekarang termasuk Uni Eropa, Prancis, Mesir, Italia, Bosnia, Venezuela, Jerman, Swedia dan lain-lain) juga mengutuk kejahatan keji ini dan menyerukan pemberantasan terorisme secara global.

Hal ini terjadi pada saat sejumlah media dan negara negara yang mengklaim memperjuangkan hak asasi manusia justru mendukung terorisme dan kelompok teroris. Ada pun berbagai badan dan mekanisme hak asasi manusia internasional yang biasanya kerap mengeluarkan pernyataan beragam tentang masalah sepele, kini memilih untuk tetap diam tentang insiden teroris ini.

Peristiwa tragis di kompleks Haram Suci Shahcheragh (as) adalah bagian dari tujuan musuh dalam menciptakan ketidakamanan dan mengganggu kehidupan masyarakat melalui kerusuhan, hasutan dan teror.

 

Iran Jadi Salah Satu Korban Terorisme Terbesar di Dunia

Ilustrasi bendera Iran (unsplash)
Ilustrasi bendera Iran (unsplash)

Sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, Republik Islam Iran telah menjadi salah satu dari korban terbesar terorisme. Selama periode ini, kelompok teroris melalui berbagai aksi mereka telah membunuh lebih dari 17.000 orang tak bersalah dan melukai banyak lainnya di negara kami.

Sementara itu, sebagian besar dari pembunuhan ini yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, dilakukan oleh kelompok teroris Mujahedin-e-Khalq Organization (MKO) yang dilindungi serta dibiayai oleh pihak Barat.

Pemerintah dan organisasi internasional yang tetap bungkam terhadap operasi teroris, menutup mata terhadap pembunuhan, hingga menjadikan negara mereka sebagai tempat yang aman bagikelompok teroris dan menerapkan standar ganda terhadap terorisme, merupakan pihak yangharus bertanggung jawab atas penyeraban kekerasan dan meluasnya serangan-serangann terorisme di berbagai belahan dunia.

Dampak negatif terorisme dan pihak-pihak yang mendukung terorisme untuk kepentingan mereka merupakan ancaman nyata untuk dunia saat ini, dikarenakan bahaya terorisme tentu tidak terbatas pada negara-negara korban terorisme, melainkan cakupannya akan meluas ke negara-negara lain. Hal ini membuktikan tanggung jawab internasional semua negara, khususnya organisasi internasional untuk mengambil sikap dan tidak tinggal diam.

Situs Penting

Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)
Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)

Dorsa Jabbari dari Al Jazeera, melaporkan dari Teheran, mengatakan bahwa kuil atau masjid itu adalah situs penting bagi peziarah religius.

Shiraz adalah tujuan populer untuk ziarah dan pariwisata, dan serangan terakhir yang terjadi di kota itu terjadi pada April 2008, ketika sebuah bom yang ditanam di sebuah masjid menewaskan 14 orang.

"Ini adalah insiden yang sangat jarang terjadi pada waktu yang sangat penting di Iran, ketika keamanan dalam siaga tinggi mengingat banyaknya protes yang telah terjadi di seluruh negeri," kata Jabbari. 

Serangan tersebut terjadi ketika Iran terus menghadapi protes sejak kematian Mahsa Amini pada September lalu,  yang meninggal setelah dia ditahan oleh polisi moral negara itu karena mengenakan "hijab yang tidak pantas".

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan serangan di Shiraz tidak akan dibiarkan begitu saja, menurut kantor berita semi-resmi Tasnim.

“Pengalaman menunjukkan bahwa musuh-musuh Iran, setelah gagal menciptakan perpecahan dalam barisan persatuan bangsa, membalas dendam melalui kekerasan dan teror. Kejahatan ini pasti tidak akan terjawab, dan lembaga keamanan dan penegak hukum akan memberikan pelajaran kepada mereka yang merancang serangan itu," kata Raisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya